Selasa, 01 Mei 2012

hikmat




 

bergulat dengan cinta

Di suatu malam, saya terbelah menjadi tiga. Dua orang keluar dari diriku, maka kubiarkan mereka jadi apapun. Kubiarkan yang satu menjadi rembulan, dan kubolehkan yang lainnya menjadi bintang. Kubebaskan yang satu jadi Munkar, dan yang lainnya menjadi Nakir. Kuciptakan yang satu menjadi iblis, dan yang lainnya menjadi Tuhan. Kuberi kemerdekaan yang satu menjadi malam, dan yang satunya lagi jadi cahaya. Mereka kuciptakan untuk menemaniku berbagi cerita. Mereka kuminta untuk mengajukan pendapat dan membicarakan banyak persoalan eksistensial. Mereka kulahirkan menjadi teman dan lawan dialog yang menyenangkan dan penuh perhatian. Tentu saja, teman dan lawan dialog yang sulit kutemukan di alam nyata.

Percakapan selalu berjalan tenang dan mengalir santai. Maka satu dari dua orang yang tengah duduk dihadapanku berkata:

“Berbahagialah jika kita dicintai. Karena ingatan dan kerinduan orang yang mencintai kita adalah doa. Semakin banyak orang mencintai kita, semakin banyak doa mereka menjaga hidup kita. Maka bersikap lembutlah…”

Saya mengangguk pelan dan mengalihkan pandangan pada yang lainnya. Maka berkatalah ia:

“Cinta itu seperti bangunan yang megah, tapi sewaktu-waktu dapat pecah dengan mudah. Bukankah kemegahan itu nyatanya hanyalah gambar di permukaan kaca—kaca khayalan yang tak datar. Disana kita, dunia ini, seolah-olah terlihat besar; padahal sesungguhnya hanyalah ilusi. Kalaupun kita merasa begitu sulit menghapus jejak cinta dalam hati, itu hanya karena kita begitu bodoh menerima kenyataan bahwa cinta sebenarnya telah menipu kita…”

Saya kembali mengangguk pelan. Saya beri mereka waktu yang banyak seperti halnya saya punya jatah waktu yang banyak untuk membuat keputusan.

“Cinta adalah kejahatan konsepsi, atau semacam pembodohan. Boleh dibilang rayuan utopis. Atau modus murahan dari proyek raksasa bernama penindasan, hasrat, hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan serakah. Jangan biarkan dirimu mabuk tak berdaya karenanya…Hari gini kamu masih percaya cinta pejabat pada rakyat? Uh, kamu juga masih percaya kata-kata cinta dari mulut manis sang kekasih, lagu, filsafat, syair, film, dongeng dan buku-buku? Banyak orang berlindung dalam konsepsi cinta hanya karena mereka ingin menyembunyikan bahwa sifat dan keinginan mereka sangat buruk. Cinta itu sesungguhnya tak ada. Hanya ilusi. Yang ada hanyalah naluri munafik dan penipuan yang halus…Kamu sudah terlalu lama dibelenggu cinta. Kamu kehilangan banyak hal, kehilangan hakmu, kebebasanmu, hanya karena terlalu memuja cinta. Kamu rela berkorban dan menyakiti diri hanya karena terlalu lemah mengikuti cinta. Kamu merelakan segalanya hilang karena godaan cinta. Cinta adalah musuh yang menyamar di rumah hatimu. Ia membiusmu. Apa kau menyangka mereka mencintaimu? Tidak. Mereka bohong. Hati mereka sebenarnya sangat buruk. Mereka menggunakan cinta untuk kepentingan-kepentingan gila diri mereka. Kekasih? Omong kosong. Mereka tak butuh cinta. Mereka hanya merampok apa yang berharga dari diri kamu; harta, misalnya. Jika kamu tak mampu memberi mereka dunia yang mahal, maka kamu akan menyadari betapa cinta ternyata tak pernah ada dalam sejarah manusia. Cinta hanya membodohimu bahwa hubungan dengan orang lain hanyalah semacam bentuk eksploitasi yang panjang. Tak ada cinta, yang ada hanyalah uang dan kekuasaan… ”

Dan yang lainnya mendapat giliran:

“Cinta itu baik. Hidup yang baik lahir dari hubungan yang penuh cinta. Cinta itu baik, yang buruk adalah manusia yang tak mampu memahami dan mengerjakan pesan hakikatnya. Tak heran jika ada orang mengatakan cinta itu kata-kata kosong, toh mereka tak mengisinya dengan perbuatan. Cinta dapat menyelamatkan banyak hal. Belajarlah mencintai dengan melepas banyak kepentingan dan ambisi untuk lebih dicintai. Mencintai lebih penting dari dicintai. Tapi mencintai adalah langkah awal untuk dicintai. Jika kita tulus mencinta, maka dengan sendirinya kita akan mudah dicintai orang. Hubungan baik lahir karena cinta yang baik. Perbuatan baik lahir karena kita menjalani cinta dengan baik. Apa jadinya jika dunia ini kehilangan cinta? Karena cinta mengajari bahwa segala hal dapat berharga dan tak pantas untuk disakiti. Ia mengajari kita bagaimana membahagiakan orang lain. Cinta menuntun kita menjalani hidup dengan baik. Cinta pada makhluk hidup, cinta pada keseluruhan semesta, cinta pada Tuhan, akan menjadikan kita manusia terbaik, akan menjadikan hidup dan dunia ini ruang yang tenang dan menyenangkan. Kacau dunia ini jika tak ada cinta. Pembunuhan, kebencian, penindasan, dendam, kerusakan, kebodohan, ketidakadilan, kejahatan, adalah hal-hal akibat tak adanya cinta. Atau jika persoalanmu ditolak seseorang yang kamu cintai, itu tema sepele. Hal yang lebih penting adalah mencintai kehidupan. Itu akan membuatmu punya harapan yang lebih baik untuk tetap hidup dan tak bunuh diri karena kekecewaan, misalnya. Jika kamu malah kecewa karena ditolak cinta, maka itu artinya kamu masih memahami cinta sebatas kulit luar saja. Seperti juga raga sebagai pembungkus, jiwa dan cinta ternyata lebih penting. Ia inti kehidupan…”

Saya jadi penyimak yang baik. Mereka terus bicara:

“Ah, jangan terlalu berlebihan memuja cinta seperti itu. Orang seumur hidup mencari cinta, tapi tak berjumpa, karena cinta tak pernah ada. Yang ada adalah kesenangan karena hidup tak miskin, banyak uang, isteri cantik, pekerjaan yang memuaskan dan kedudukan. Berterima kasihlah pada uang, bukan cinta. Orang hidup karena uang, bukan cinta. Hidup butuh ongkos, butuh biaya, bukan cinta. Cinta adalah kekuatan? Ah, bohong. Yang ada hanyalah kekuatan yang lahir dari keinginan dan ambisi untuk menang, berhasil, sukses, dapat uang, aktivitas seks yang sempurna, dan kesenangan-kesenangan. Orang berumah tangga karena motivasi seksual, bukan cinta. Manusia itu sebenarnya binatang yang pandai berdusta tentang cinta. Banyak orang cerai karena tidak harmonis disebabkan kegagalan seks. Kalaupun rumah tangga awet, itu karena ada uang. Toh akhirnya pasangan yang tidak terpuaskan secara seksual akan berselingkuh dengan orang lain. Itu artinya seks dan uang lebih masuk akal daripada cinta.

“Ah, jangan terlalu berlebihan membenci cinta. Sudah dikatakan tadi bahwa cinta itu baik, yang tidak baik adalah perilaku manusia. Cinta itu indah, bijaksana, bersih…yang kotor adalah manusia. Cinta tidak pernah punya potensi merusak. Bukankah segala hal akan membahayakan jika berada pada tangan manusia yang tak baik. Itu sebabnya tadi ada istilah cinta kulit luar. Kamu tahu kan maksudku? Cinta kulit luar ibarat pisau yang disalahgunakan. Hakikat cinta itu baik. Ia lahir untuk kebaikan. Tapi jika disalahgunakan, ia akan kehilangan makna. Bukankah sendok dan garpu diciptakan untuk makan, kenapa harus dipakai untuk membunuh? Sebenarnya tak ada orang yang menderita karena cinta jika orang mau memahami dan mengerjakannya dengan baik. Banyak orang punya harta dan kedudukan, tapi ia menderita. Begitupun harta dan kedudukan akan disalahgunakan jika tak disertai cinta. Kita bukan hewan. Kita adalah manusia yang punya cinta. Itulah yang dapat membedakan kita berbeda dengan hewan. Soal rumah tangga, tujuannya bukan seks, tapi harmonisasi. Jika tujuannya seks, tak usah menikah. Bekal rumah tangga adalah cinta. Jika tak ada cinta, seks sekalipun tak akan indah.”

“Menurutku cinta itu tak ada…”

“Menurutku ia ada…”

“Bagaimana menurutmu?”

“Hm…”

“Jangan percaya cinta…”

“Percayalah cinta…”

“Bagaimana?”

“Hm…”

“Cinta adalah candu yang merusak…”

“Cinta bukan candu yang merusak…”

“Jika cinta itu baik, ia hanya sebatas cerita bohong yang dapat menghibur dan menyenangkan, tetapi pembodohan, tak baik bagi perkembangan mental anak-anak, juga orang dewasa…”

“Cinta itu pelajaran. Cinta adalah hikmah, adalah kebenaran. Mencintai orang lain adalah pelajaran berharga. Mencintai hidup adalah pelajaran terpenting. Kita akan hidup lebih baik…”

Malam kian larut. Percakapan terus berlanjut. Tak ada debat kusir. Tak ada pertengkaran. Tak ada teriakan. Tak ada ungkapan-ungkapan emosional. Tak ada egois dan keras kepala. Tak ada sikap-sikap yang merasa paling benar. Begitu sunyi. Malam ini sunyi…

Begitulah, setiap malam, saya terbelah menjadi tiga. Percakapan kami selalu menyenangkan, tetapi berharga. Pesan moral yang selalu saya dapat adalah: belajarlah berdialog dengan diri sendiri, sebelum berdialog dengan orang lain…

Lha, lantas apakah cinta itu ada atau hanya kebohongan?
0

hanya dengan diam

dalam diam aku menangis
dalam diam aku tertawa
dalam diam aku tersenyum
dalam diam aku marah

hanya dalam diam aku bisa mengungkapkan perasaan ku

wahai seseorang adam yang berada di sana...
mau kah kau dengarkan isi hatiku yang selalu bergema ini...
mendengarkan perasaan syahdu penuh cinta

kau adam,,,,pernah kah merasakan indahnya cinta pada seorang hawa?
cinta yang mengalir indah pada denut nadi, detak jantung bahkan kepada hembusan napas tiap detikmu,,,

ku tahu,,hidup ini memang butuh cinta...
karena hidup tanpa cinta bagaikan kita berada di dalam tempat gelap tanpa cahaya
namun.....
ketika cinta menyapa...
kita akan terasa bingung, takut, bahkan tidak mengerti apa yang harus ku lakukan...
selain hanyalah DIAM

dalam diam aku mencintaimu
dalam dia aku menyangimu
dalam diam aku merindukanmu
dalam diam aku cemburu
dalam diam merana
DAN
dalam diam aku ingin memilimu...

hanya dengan diam aku bisa melakukan semuanya
tanpa perlu kau tahu dan tanpa perlu kau mengerti
karna dengan diam aku bisa tenang....
walaupun sedikitnya aku harus menderita

cinta adalah fitrah..
cinta adalah anugerah
dan cinta adalah kehidupan
bahkan cinta adalah cahaya

biarkan perasaan ini terus ada
untuk mu wahai adam
dan biarkan aku terus memendamnya...
sampai batas waktu akan tiba

biarkan hanya Sang Pemilik Hati yang tau,,,
dan biarkan Dia yang mengantarkan cinta ini kepada dirimu

wahai adam..jika kau lelah menunggu...
pergilah untuk mencari hawa yang lain...
yang akan mengantarkan mu kepada surgaNya

NAMUN....

jika kau mau tetap menunggu....
tunggulah diriku.....
jagalah cinta itu....
hingga akhirnya kita akan di pertemukan dalam ikatan yang lebih suci..

wahai adam......
cintai aku dengan diam..
cinta aku karnaNya...
cintai  aku untuk mendapatkan ridhoNya

biarkan kita lakukan ini dengan diam...
tanpa ada ucapan...
tanpa ada berkata...
karna...dengan diam,
AKU BISA MENCINTAIMU DENGAN CINTA YANG SUCI
0

Cintai Ia dengan Diam

Duhai gadis, 
maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah?
Ingin kah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu.. 
Maka dengarlah..

Gadis, Saat ku jatuh cinta. 
Tak akan ku berucap..
Tak akan ku berkata.. 
Namun ku hanya akan diam..
2

di jodohin? ogah ah


” Rina..” aku mendengar Bunda memanggilku dari luar. Aku yang masih didalam kamar segera menyambar jilbab yang ada di kursi didekat meja belajarku.
” Iya Bunda ” aku melongok keluar setelah membuka pintu. Bunda sudah ada didepan pintu sambil tersenyum.
” Ada tamu didepan, tolong ditemuin ya Nak ”
” Siapa Bunda ? ”
” Temennya Ayah ”
Aku pun segera menemui Ayah.
” Sini Nak ” Ayahku menyuruh untuk duduk disebelahnya.
Aku menatap orang-orang yang ada dihadapan Ayah, sepertinya satu keluarga besar. Terdiri dari 4 orang. 2 laki-laki dan 2 perempuan. Aku menerkanya mereka adalah ayah, ibu dan 2 orang anak, laki-laki dan wanita. Tapi tatapanku seakan berhenti ketika menatap sesosok makhluk laki-laki yang sebaya denganku. Kami saling memandang, namun segera kami pun menunduk.
0

Kenapa Harus Wanita Shalihah?


Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..
Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…
Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar