Minggu, 27 Mei 2012

Akhwat Menggugat!

------------
"kuper banget sih ni cewek, gak bisa jadi orang modern, gak gaul ..!" seberapa sering kita dengar statemen ini? Atau mungkin kita juga pernah dengar kata-kata kasar seperti "sok suci", "sok alim" atau "sok jual mahal" atau kata-kata lain yang masih sesaudara dengan kata-kata tersebut. Kita pasti tau alasan sebagian laki-laki mengatakan hal tersebut kepada perempuan. Karena sang perempuan tidak mau diajak jalan bareng, atau hanya karena sang perempuan nunduk jika ketemu laki-laki di jalan.

Sungguh kata-kata yang menyakitkan untuk seorang perempuan yang berkepribadian lembut. Apalagi jika dikatakan dihadapannya langsung, entah berapa banyak perempuan harus menangis karena statemen semacam ini, menjadi bingung untuk bersikap dan kemudian timbullah sekelumit pertanyaan. Salah ga' sih jika kita sebagai perempuan menjaga pergaulan kita, menjaga pandangan kita, menjaga harga diri kita? Apa kita harus bermetamorfosis menjadi perempuan yang katanya modern dan gaul biar ga' dikatain kuper? Ada ga' sih yang ngebela kita? Dan masih banyak lagi rentetan pertanyaan yang akhirnya memenuhi rongga otak.

Dalam al-Qur'an surat an-Nuur ayat 31 dijelaskan:
"katakankalah kepada perempuan yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya…..".

Sobat, coba kita telaah lagi ayat di atas, Allah mengajarkan kita untuk menjaga "pandangan". Hanya sekedar memandang saja tidak boleh, apalagi jika ditambah dengan nongkrong dan jalan bareng yang tidak ada tujuan yang jelas? Berapa kali pandang yang terjadi? Dan jangan-jangan pakai nafsu lagi, na'udzu billah kalau sampai menjerumuskan kita ke dalam hal-hal lain yang juga dilarang dalam agama. Lagipula, kalo kita pikir-pikir, apa sih manfaatnya nongkrong dan jalan-jalan ga' karuan? Cuma habis-habisin uang dan waktu saja. Padahal kalo kita isi dengan aktivitas lain seperti mengikuti kajian atau mebaca buku yang bermanfaat setidaknya agara bisa jadi tambahan ilmu buat kita. Ya paling tidak, bisa menjadi khazanah pengetahuan kita. Jadi salah ga' sih kalo kita jaga pandangan dan pergaulan kita? Tapi bukan berarti kita harus menutup diri dari pergaulan dan hanya nyingkuk di pojokan kamar saja. Karena tugas kita adalah "menjaga diri" dan bukan "menutup diri". Tidak ada larangan bagi kita untuk berbicara dengan lawan jenis jika ada keperluan dan kepentingan seperti konsolidasi kerja dalam organisasi atau dalam hal belajar mengajar, tapi dengan catatan sebisa mungkin kita bersikap biasa tanpa menunjukkan sikap yang dibuat-buat dan manja, dalam surat al-ahzab ayat 32 disebutkan:
"…..maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik".

Maksud dari tunduk dalam ayat di atas adalah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang untuk bertindak yang tidak baik terhadap dirinya. Oleh karena itu, kita harus menjaga suara kita ketika berbicara dengan lawan jenis, jangan sampai terkesan manja di depan mereka tapi jangan pula terlalu kasar sampai disebut judes, yang wajar-wajar saja dan jangan dibuat-buat. Dan yang tak boleh dilupakan, sebisa mungkin jauhi untuk bertemu hanya berduaan saja karena ditakutkan ada setan yang tabiatnya suka nimbrung, tiba-tiba hadir di tengah-tengah kalian. Lebih baik jangan ambil resiko untuk berteman dengan setan.

Sejatinya, Islam dengan syariatnya tidak pernah melarang manusia untuk menjauh dari pergaulan yang ada. Namun hanya menyekat dan memberikan batasan-batasan yang benar dalam bergaul. Pemberian batasan itupun bukan tanpa alasan, tapi sangat mendukung untuk terciptanya insani yang kaffah dalam beragama. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa hidup sendiri. Semua memerlukan teman atau orang lain untuk melengkapi kehidupannya, karena keinginan untuk saling mengenal satu sama lain itu adalah kodrati termasuk keinginan untuk saling mengenal antar lain jenis. Berbagai adat kebiasaan yang berbeda-beda di antara manusia, bisa menyebabakan terjadinya hubungan saling melengkapi.

Al-Qur'an telah jelas menggambarkan:
"hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dupaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (al-Hujurat : 13).

Perlu diingat bahwa dalam ayat di atas disebutkan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Jadi, kita memang boleh untuk saling mengenal dan bergaul satu sama lain, akan tetapi taqwa tetap harus menjadi landasan utama pergaulan jika kita menginginkan dan merindukan untuk menjadi perempuan yang kaffah dalam islam.

Jika ada yang mengatakan bahwa aturan semacam ini adalah aturan orang kuper, maka dia salah besar dan mungkin justru dialah orang yang kuper. Istilah kuper adalah julukan buat orang yang cenderung introvert alias tertutup kepribadiannya, yang tidak pernah nyambung kalau diajak ngobrol dan terkadang tulalit. Sedangkan aturan bergaul kita tidak separah yang dilakukan oleh orang kuper. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita hanya "menjaga diri" dalam bergaul agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang negative dan bukan "menutup diri". Syariat dari zaman dulu sampai zaman sekarang yang katanya modern tetaplah sama tidak pernah berubah. Syariat itu peka zaman sobat. Bukankah hal yang peka zaman itu lebih disukai dari pada yang peka hanya di suatu zaman saja yang nantinya bakal disebut kuno pada zaman selanjutnya? Jadi kata siapa para akhwat yang menjaga syariatnya dikatakan tidak modern dan ketinggalan zaman? justru mereka tak pernah ketinggalan zaman walau sampai zaman modern habis nantinya. Maka yang pantas dikatakan kuper adalah mereka yang tidak tahu bahwa mode yang bagus adalah yang tak habis dimakan zaman alias peka zaman yaitu syariat islam.

Sobat, jangan pernah lagi menangis jika ada yang mengatakan seperti kata-kata di atas. Jangan pernah gentar menegakkan syariat islam karena kita memiliki pembela yang lebih hebat dari siapapun, siapa lagi kalau bukan Tuhan kita tercinta Allah Ta'ala. Jika ada yang mengatakan padamu "sok suci" jangan bersedih, karena insya Allah kau bukan hanya sok suci, tapi kau memang benar-benar suci dan terbebas dari kotoran dunia. Jika ada yang mengatakan bahwa dirimu "sok alim" jangan menangis, karena insya Allah kau memang lebih tau dan lebih alim tentang agama dari pada mereka yang hanya mengikuti tren masa kini (dunia) dan tertinggal dari tren masa depan (akhirat) yang lebih kekal. Jika ada yang berkata kepada dirimu "sok jual mahal" be happy, karena insya Allah kau memang tercipta sebagai perempuan yang mahal, kau adalah perempuan yang eksklusif dan excelen yang tidak ditemukan di pinggir jalan seperti perempuan lain pada umumnya. Tapi bukan berarti kau boleh sombong dengan predikat-predikat yang kau dapatkan, karena tetap yang boleh sombong adalah Cuma Allah saja karena Cuma Dia yang Perfect. Waalhu’alam.

shamil basayev

sepenggal Cerita Asy Syahid Shamil Basayev

Shamil Basayev dilahirkan pada tahun 1965 di pegunungan Vedensky, saat masih menjadi daerah kecamatan Checnya-Ingush ASSR. Setelah pulang dari tentara beliau bersekolah di Institut Pertanian Moskow, namun berhenti pada tahun ajaran kedua, karena performa akademis kurang baik. Namanya mulai dikenal di Checnya pada musim gugur tahun 1991, saat itu Rusia menyatakan keadaan darurat Republik dan melakukan pengiriman pasukan pada masa awal peperangan di Rusia. Kemudian sebagai tanda protes terhadap tindakan-tindakan Moskow, tiga orang Checnya melakukan pembajakan pesawat terbang penumpang Rusia ke Turki. Salah satu dari ketiga pembajak pesawat tersebut akhirnya diketahui sebagai Shamil Basayev.
Setelah awal perang di Abkhazia, Basayev menjadi kelompok relawan awal Checnya yang ikut ambil bagian dalam konfrontasi bersenjata dengan tentara Georgia. Pada tahun 1993 Basayev menjadi kepala komandan pasukan konfederasi rakyat Kaukasus dan menjadi wakil menteri pertahanan Abkhazia. Setelah kembali ke Checnya beliau diangkat menjadi komandan pengintaian dan sabotase angkatan bersenjata batalyon ChRI yang biasa disebut "Abkhazian batalyon".
 
 
 
 


 Saat pecah perang di wilayah Checnya pada tahun 1994, Jokhar Dudayev mengangkat Shamil Basayev sebagai komandan pendamping. Pada bulan Juni 1995, Basayev berhasil menguasai kota Budennovsk di Teritori Stavropol, Rusia Selatan. Basayev berhasil menyandera banyak tentara Rusia, dalam pertukaran para sandera, Basayev menuntut penghentian aksi militer di Checnya dan membuka negosiasi antara Moskow dan para pemimpin ChRI. Tindakan militer berhasil dihentikan selama beberapa bulan. Pada bulan Agustus 1996, unit gerilya dibawah pimpinan Maskhadov, Basayev, Gelayev dan sejumlah komandan lainnya berhasil mengambil alih kota Grozny, yang kemudian dilanjutkan dengan penandatangan yang disebut Khasavyurt Accords dan berakhirlah masa perang pertama di bumi Checnya.
 
 
 
 
Pada tahun 1997, Shamil Basayev ditunjuk sebagai wakil perdana menteri pemerintah ChRI (Checen Republic of Ichkeria) dan kemudian bertindak sebagai kepala pemerintah Ichkeria. Pada awal Juli 1998, ia mengundurkan diri.
Setelah masa perang kedua di Checnya dimulai, Basayev ditunjuk kembali sebagai salah satu komandan Front. Karena dia meninggalkan Grozny maka kota itu kembali di kepung pasukan Rusia. Pada musim dingin tahun 2000, Basayev terkena ledakan ranjau darat, salah satu kakinya harus diamputasi, namun hal tersebut sama sekali tidak menyurutkan Jihadnya. Beberapa kali militer Rusia melaporkan kematiannya, namun setiap laporan Rusia tentang kematian beliau ternyata hanya kebohongan belaka.
 
 
 
 
 
Pada bulan Juni 2004 unit gerilya yang dipimpin Shamil Basayev melakukan serangan pada sejumlah sasaran militer dan polisi Rusia di republik Ingushetia. Ia juga bertanggung jawab atas operasi-operasi di Ossetia Utara di Kota Beslan tahun 2004, sebuah serangan besar yang beritanya mengguncang dunia. Beliau juga memimpin serangan di Nalchik, ibukota Kabardino-Balkaria, pada Oktober 2005.
Shamil Basayev menerima penghargaan tertinggi ChRI, walaupun bukan itu yang beliau inginkan, penghargaan itu adalah "K'oman Siy" (kehormatan bangsa) dan "K'oman Turpal" (pahlawan bangsa). Beliau diberi gelar Jenderal Divisi Ichkeria.

Pada tahun 2006 akhirnya beliau Syahid dalam sebuah kecelakaan ledakan di Ingushetia.
Andrey Babitsky dari Radio Liberty menyebut Shamil Basayev sebagai "Salah satu orang yang benar-benar mewujudkan perlawanan", tidak ada orang yang seperti dia setelah Jokhar Dudayev. Keduanya adalah orang-orang besar dalam kancah Jihad di bumi Checnya.[muslimdaily.net/zack faishal]

Bagi anda yang ingin menambah kisah tentang Shamil Basayev atau mengkoreksi artikel ini kirimkan artikel anda ke : redaksi@muslimdaily.net


.: arti nama KHANSA :.

sehubungan dengan banyaknya search mengenai nama KHANSA, maka dengan ini kami .. yee ko kaya surat dinas aja ya..dasarr umiiii.. cooling down dulu dong..peace :)
jadi ceritanya gini, sebenarnya nama KHANSA itu idenya umi, kalau abi pengennya namanya MARYAM, tapi brubung udah ada temen kantor umi (pak amir) nama anaknya maryam jadi g jadi deh, anak pertama juga, ntar kembaran, tapi sebenernya gpp jg sih cuma kita aja yang ngerasa g enak :)
who is the guest? -kaya di ceritanya pak SBY:)-
KHANSA 15 tahun lagi :) insyaAllah
akhirnya kita memutuskan untuk memberi nama KHANSA, waktu itu cari2 di buku dan ada nama seorang sahabat rosulullah AL KHANSA binti AMRU, ibu para SYUHADA, seorang penyair handal di zamannya, wanita yang tangguh yang melahirkan para syuhada, KHANSA bisa juga diartikan gadis yang berhidung mancung (padahal KHANSAnya umi pesek lho :) , ada juga yang bilang pemimpin wanita, wallahu’alam
kata keduanya adalah KHAIRUNNISA yang artinya sebaik-baik wanita
harapan dan doa kami sebagai orang tuanya, kelak putri kami KHANSA KHAIRUNNISA menjadi seperti shahabiyah, menjadi sebaik2nya wanita yang tangguh, wanita yang kuat memegang prinsip di atas jalan yang lurus, amin.
berikut ini sedikit cerita mengenai AL KHANSA binti AMRU, ibu para SYUHADA, yang juga merupakan sahabat Rosululloh-shahabiyah,  semoga kita bisa mengambil teladan dari beliau.

Al-Khansa terlahir pada zaman jahiliyah dan tumbuh besar di tengah suku bangsa Arab yang mulia, yaitu Bani Mudhar. Sehingga banyak sifat mulia yang terdapat dalam diri Al-Khansa. la adalah seorang yang fasih, mulia, murah hati, tenang, pemberani, tegas, tidak kenal pura-pura, suka terus terang. Dan selain keutamaan itu, ia pun pandai bersyair. la terkenal dengan syair-syairnya yang berisi kenangan kepada orang-orang yang dikasihinya yang telah tiada mendahuluin ke alam baka. Terutama kepada kedua saudara lelakinya, yaitu Mu’awiyah dan Sakhr yang telah meninggal dunia.
Diriwayatkan bahwa ketika Adi bin Hatim dan saudarinya, Safanah binti Hatim datang ke Madinah dan menghadap Rasulullah SAW, maka berkata,
Ya Rasuluilah, dalam golongan kami ada orang yang paling pandai dalam bersyair dan orang yang paling pemurah hati, dan orang yang paling pandai berkuda.
” Rasuluilah SAW bersabda, ‘Siapakah mereka itu. Sebutkaniah namanya.’
Adi menjawab, ‘Adapun yang paling pandai bersyair adalah Umru’ul Qais bin Hujr, dan orang yang paling pemurah hati adalah Hatim Ath-Tha’i, ayahku. Dan yang paling pandai berkuda adalah Amru bin Ma’dikariba.’
Rasuluilah SAW menukas, “Apa yang telah engkau katakan itu salah, wahai Adi. Orang yang paling pandai bersyair adalah Al-Khansa binti Amru, dan orang yang paling murah hati adalah Muhammad Rasulullah, dan orang yang paling pandai berkuda adalah Ali bin Abi Thaiib.’
Jarir ra. pernah ditanya, Siapakah yang paling pandai bersyair? Jarir ra. menjawab, ‘Kalau tidak ada Al-Khansa tentu aku.’ Al-Khansa sangat sering bersyair tentang kedua saudaranya, sehingga hal itu pernah ditegur olah Umar bin Khattab ra.
Umar ra. pernah bertanya kepada Khansa, ‘Mengapa matamu bengkak-bengkak?’
Khansa menjawab, ‘Karena aku terialu banyak menangis atas pejuang-pejuang Mudhar yang terdahulu.”
Umar berkata, ‘Wahai Khansa, Mereka semua ahli neraka.’
Sahut Khansa, ‘Justru itulah yang membuat aku lebih kecewa dan sedih lagi. Dahulu aku menangisi Sakhr atlas kehidupannya, sekarang aku menangisinya karena ia adalah ahli neraka.’
Al-Khansa menikah dengan Rawahah bin Abdul Aziz As Sulami. Dari pernikahan itu ia mendapatkan empat orang anak lelaki. Dan melialui pembinaan dan pendidikan tangan-tangannya, keempat anak lelakinya ini telah menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal. Dan Khansa sendiri terkenal sebagai ibu dari para syuhada. Hal itu dikarenakan dorongannya terhadap keempat anak lelakinya yang telah gugur syahid di medan Qadisiyah. Sebelum peperangan dimulai, terjadilah perdebatan yang sengit di rumah Al-Khansa. Di antara keempat putranya telah terjadi perebutan kesempatan mengenai siapakah yang akan ikut berperang melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka. Keempatnya saling tunjuk menunjuk kepada yang lainnya untuk tinggal di rumah. Masing-masing ingin turut berjuang melawan musuh fi sabilillah. Rupanya, pertengkaran mereka itu telah terdengar oleh ibunda mereka, Al-Khansa.
Maka Al-Khansa telah mengumpulkan keempat anaknya, dan berkata, ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kalian ini putra-putra dari seorang lelaki dan dari seorang perempuan yang sama. Tidak pantas bagiku untuk mengkhianati bapakmu, atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng arang di kening keluargamu.Jika kalian telah melihat perang, singsingkaniah lengan baju dan berangkatiah, majulah paling depan niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akherat. Negeri keabadian. Wahai anakku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah. lnilah kebenaran sejati, maka untuk itu berperanglah dan demi itu pula bertempurlah sampai mati. Wahai anakku, carilah maut niscaya dianugrahi hidup.’
Pemuda-pemuda itupun keluar menuju medan perang. Mereka berjuang matl-matian melawan musuh, sehingga banyak musuh yang terbunuh di tangan mereka. Akhirnya nyawa mereka sendirilah yang tercabut dari tubuh-tubuh mereka. Ketika ibunda mereka, Al-Khansa, mendengar kematian anak-anaknya dan kesyahidan semuanya, sedikit pun ia tidak merasa sedih dan kaget.
Bahkan ia telah berkata, ‘Alhamdulillah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggiiku dan berkenan mempertemukan aku dengan putra-putraku dalam naungan Rahmat-Nya yang kokoh di surgaNya yang luas.’
Al-Khansa telah meninggal dunia pada masa permulaan kekhalifahan Utsman bin Affan ra., yaitu pada tahun ke-24 Hijriyah. (Wanita-wanita Sahabiyah)
Dari : www.sahabatnabi.0catch.com

Jumat, 25 Mei 2012


Mommy, Tell Me About The True akhwat

Seorang remaja putri bertanya pada ibunya, “Ibu, ceritakan padaku tentang akhwat.
Sang Ibu tersenyum dan menjawab,
Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun, tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.
Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, tetapi sebesar apa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah.
Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro’, tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al – Qur’an, tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al – Qur’an tersebut.
Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek, tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.
Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude, tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.
<Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi, tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.
Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan, tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.
Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama, tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.
Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman – teman, tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar – Rahman Ar – Rahiim.
Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya, tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud.
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.
Dan ingatlah …
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

akhwat manja dan mas qu

Selepas bercengkrama dengan ‘Kekasih Hati’  …
Kini, akhwat manja tengah menata hatinya. Lagi dan lagi, untuk ke sekian kalinya berusaha untuk menjaga perasaan ini. Bukan perkara mudah untuk menetralisir rasa itu. Aku menundukkan pandangan dan hatiku untuk bisa meminimalisirnya dan membiarkan semua mengalir seperti apa adanya hingga aku tak perlu lagi ditawan oleh rasa yang begitu menggebu.
Mas-ku tahu itu dan berusaha untuk menguatkan aku untuk berdiri, berdiri menatap masa depan. Awalnya memang cukup sulit, Mas-ku mengetahui betul rasa itu.
“Lihat Mas … Mas bisa menempatkan cinta itu pada tempatnya. Kalau Mas ingin mencela, Mas bisa melakukan itu. Tak adil bila Allah telah memberikanmu cinta, sedangkan Mas sendiri belum pernah diizinkan untuk mengecap cinta.”
Aku mengerti arah pembicaraan Mas-ku.
Akhwat Manja dan Mas-ku
“Tapi Mas tidak melakukan itu. Mas ingin cinta yang murni, cinta yang hanya dirasakan oleh Mas dan calon Mas nanti. Keyakinan untuk menginginkan mendapatkan yang paling baik dari yang terbaik lebih kuat daripada kesemuan yang ditawarkan di luar sana.”

Lebih dari itu, aku tahu betul kemampuan Mas-ku untuk menahan dirinya dari rasa yang bisa menyita waktunya itu. Mas-ku bahkan lebih tangguh dari para prajurit di medan perang sana karena ia bisa menahan nafsunya. Ia bisa mengalihkan dirinya kala rasa itu mencuat hebat dalam hatinya. Aku tahu, Mas-ku pernah menyukai seorang wanita yang kurasa layak untuk ia dapatkan. Tetapi, Mas-ku mengatakan bahwa ia tak akan melanjutkan kekagumannya terhadap wanita itu, karena wanita itu bukanlah haknya selama Allah belum memberikan jawaban atas istikharahnya.
“Akhwat manja, selayaknya kamu bisa memberikan yang terbaik untuk calonmu nanti. Menjaga fitrahmu sebagai seorang akhwat yang penuh dengan keteladanan kelak bagi pasangan dan buah hatimu. Bukankah ibu adalah sumber segala sesuatu? Tidakkah kamu malu untuk mengumbar keseluruhan dirimu hingga tak ada lagi yang tertutup dalam dirimu bila kamu memperlihatkan sikapmu yang seperti itu?”
Akhwat Manja dan Mas-ku
Menunduk adalah hal yang kulakukan kini. Kembali ke masa lalu yang kurasa penuh dengan langkah semu. Aku memeluk Mas-ku setelah derai airmata membasahi pipiku yang merona diterpa sinaran rembulan. Malam ini, sepulangnya aku dari madrasah ilmu, aku memilih untuk menenangkan hati bersama dengan Mas-ku. Mas-ku, aku ingin lebih lama bersama denganmu.
Dilema mulai merayap dalam dinding hatiku. Ya Allah, dosakah aku bila aku meminta untuk memundurkan kedekatan jodoh bagi Mas-ku?
Karena aku masih ingin berlama-lama dengannya …
Karena aku masih ingin berada dalam dekapannya kala aku membutuhkan kehangatan hati seseorang …
Karena aku masih ingin membagi rasa cintaku hanya untuk Mas-ku seorang …
“Mas mau, pancaran bidadari surga ada dalam wajahmu, wahai akhwat manja. Sifat manjamu itu yang membuat Mas tidak bisa jauh darimu. Mas mencintai dan menyayangimu …”
“Mas ingin menjagamu hingga kamu menemukan ikhwan tangguh yang dipilihkan Allah untukmu, wahai akhwat manja. Karenanya, izinkan Mas menjagamu hingga waktu itu tiba …”
Cinta Akhwat Manja
Taman Cinta Akhwat Manja

trik menghadapi ujian hidup

Trik Menghadapi Ujian Kehidupan

Mencermati situasi saat ini, terasa betapa kehidupan dirasakan sangat berat. Bencana kekeringan, kelaparan, dan maraknya kejahatan menjadi warna dominan dalam pemberitaan di media cetak taupun elektronik. Kalau musibah atau ujian itu menimpa diri kita, apa yang harus kita lakukan untuk bisa menghadapinya ?
Paling tidak ada tujuh trik untuk bisa menyelesaikan berbagai ujian kehidupan. Yaitu :
Pertama, yakini bahwa cobaan itu merupakan ekspresi cinta Allah pada hamba-Nya. Allah Swt memberikan cobaan agar kita menjadi lebih dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan. “Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka ia diberi-Nya cobaan.” (H.R.Bukhari)
Kedua, yakini bahwa makin besar dan banyak cobaan yang Allah turunkan kepada kita, makin besar pula pahala dan sayang Allah yang akan dilimpahkan kepada kita. Dengan catatan, kita bisa menyelesaikan setiap ujian itu secara baik.
“Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala itu mencintai suatu kaum maka Ia mencobanya. Barang siapa yang rela menerimanya, ia mendapat keridhoan Allah, dan barang siapa yang murka, maka ia pun mendapat murka Allah.” (H.R.Tirmidzi)
Ketiga, yakini bahwa ujian itu akan menghapuskan dosa-dosa yang pernah kita kerjakan. Abu Sa’id dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: “Seorang muslim yang tertimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Keempat, selalu berpikir positif bahwa apapun yang menimpa diri kita akan menjadi kebaikan. Abu Yahya Shuhaib bin Sinan r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan, ia bersabar, maka itu lebih baik baginya.”(H.R.Muslim)
Kelima, yakini bahwa setelah dalam kesulitan ada kemudahan. Fakta menunjukkan, sering kali ide-ide brilian justru lahir atau muncul ketika kita berada dalam puncak kesulitan. Contoh sederhana, banyak mahasiswa bisa mengarang pada saat menghadapi soal-soal ujian bukan ? “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Alam Nasyrah 94: 5 – 6)
Keenam, selalu optimis bahwa kita bisa menyelesaikan setiap ujian yang Allah swt. berikan, karena Allah swt. tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Optimisme bisa melahirkan energi yang tersembunyi dalam diri kita, karena itu optimisme bisa menjadi bahan bakar untuk menyelesaikan segala persoalan. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Q.S. Al-Baqarah 2 : 286)
Ketujuh, hadapi ujian dengan usaha dan do’a. Kerahkan segala ihtiar untuk menyelesaikan ujian dan bingkai usaha itu dengan do’a. “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Alam Nasyarh 94 : 7 – 8). “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu.” (Q.S. Al-Mu’min 40: 60)
Itulah tujuh trik untuk menghadapi berbagai ujian. Apapun yang menimpa diri kita, Insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif, optimisme, ihtiar yang maksial dan dibingkai dengan do’a. Sesungguhnya pertolongan Allah akan turun kalau kita berada di klimaks ujian. Untuk itu, jadikanlah ujian sebagai tangga untuk meraih pertolongan Allah Swt. Wallahu A’lam

~IkHwAn SeJaTi PiLiHaN HaTi ~

Seorang remaja lelaki bertanya pada ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati.......
Ibu tersenyum dan lalu menjawab.......

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat kerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah...  

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada di sebalik itu...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah beban yang ditanggungnya, tetapi dari tabahnya dia menghadapi liku-liku kehidupan...

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kuatnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...


....setelah itu, ia kembali bertanya...

" Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?"

Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajari tentang dia..." ia pun mengambil buku itu
"MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu... :)

Untuk Ikhwan Pilihan Allah


Bismillahirrahmanirrahim
Teruntuk seseorang yang telah Allah tuliskan dalam Kitab Lauh MahfuzNya ….


Wahai belahan jiwa pilihan Allah
Bersabarlah dengan cintamu saat ini
Dirimu begitu istimewa dengan sikap arifmu menata emosi
Ku tahu, kau layaknya seorang manusia yang dianugerahi rasa mencintai
Tapi ku sangat bahagia karena kau sangat menjaga sikapmu pada seorang wanita
Kau sangat memuliakannya dan tak ingin merampas kesuciannya
Kau perlakukan ia seperti mutiara mahal yang kelak kau akan memilikinya saat kau telah membelinya nanti
Kau tak berani untuk menyentuhnya sebelum dia halal untukmu
Dan kaupun tak ingin mengobral janji dan rayuan manis pada sang wanita
Terima kasih atas sikapmu akhi..


Wahai Sang Pemilik Hati
Jaga slalu hatinya dan hatiku hingga tetap dalam RidhoMu
Semoga rasa ini slalu berbalut dengan rasa cinta besar kami padaMu Illahi
Pertemukan anugerah rasa cinta ini di saat yang paling tepat menurutMu Ya Robbi
Aamiin



*muthia khairunnisa

Kamis, 24 Mei 2012

Ghibah, Ibarat Memakan Bangkai Saudara Sendiri

 
 
 
 
 
 
1 Vote
Ghibah atau membicarakan orang lain (bisa juga diistilahkan dengan ngerumpi) adalah aktivitas yang ‘mengasyikkan’. Tak sedikit orang, yang secara sadar atau tidak, terjatuh dalam perbuatan ini. Karena memang setan telah menghiasi perbuatan ini sehingga nampak indah dan menyenangkan. Tahukah anda bahwa Allah mengibaratkan ghibah dengan perbuatan memakan daging saudara kita yang telah mati?
Bani Adam adalah makhluk yang lemah, serba kekurangan, dan menjadi tempat kesalahan. Demikianlah fakta yang akan dijumpai bila setiap orang jujur akan hakikat dirinya. Ia lemah dari semua sisi: tubuhnya, semangatnya, keinginannya, imannya, dan lemah kesabarannya. Dengan keadaan seperti ini, Allah dengan kemahabijaksanaan-Nya memberikan beban syariat sesuai dengan kesanggupannya. Demikian yang dikatakan Asy-Syaikh Sa’di dalam Tafsir-nya.Terkadang kelemahan ini menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam perbuatan dosa dan maksiat. Mendzalimi diri sendiri, orang lain, bahkan mendzalimi Allah. Keadaan demikian banyak terjadi pada manusia khususnya yang tidak mendapat hidayah dan rahmat dari Allah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Banyak sekali faktor yang mendorong manusia untuk berbuat kesalahan atau kemaksiatan. Terkadang dorongan itu datang dari dalam diri sendiri dan terkadang dari luar. Berbahagialah orang yang mengerti kelemahan dirinya.
Abu Ad-Darda berkata: “Termasuk wujud ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui imannya bertambah atau berkurang. Dan termasuk dari barakah ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui darimana setan akan menggelincirkannya.” (Asbab Ziyadatul Iman, hal. 10)
Salah satu bagian tubuh yang paling mudah menjerumuskan manusia ke dalam kemaksiatan adalah lisan. Sungguh betapa ringan lisan ini digerakkan untuk bermaksiat kepada Allah. Serta betapa berat untuk diajak berdzikir kepada Allah. Demikian hakikat lisan sebagaimana ucapan Abu Hatim: “Lisan memiliki peraba tersendiri yang tidak hanya digunakan untuk mengetahui asin atau tidaknya makanan dan minuman, atau panas dan dingin, atau manis dan pahit. Lisan sangat tanggap apabila telinga mendengar sebuah berita, baik atau buruk dan benar atau salah. Dan sangat tanggap pula bila mata melihat suatu kejadian, baik atau buruk. Lisan dengan mudahnya bercerita dengan mengumbar apa saja yang menyentuhnya. Ingatlah, lidah itu tak bertulang.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah)
Namun bukan berarti engkau diam dari suatu kemungkaran dan diam untuk mengucapkan kebenaran. “Setan bisu” itulah gelar dan panggilan seseorang yang diam dari kemungkaran dan tidak mau menyuarakan kebenaran.
Makna Ghibah
Tidak ada penafsiran terbaik tentang makna ghibah selain penafsiran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam dalam hadits beliau. Bila ada penafsiran para ulama tentang ghibah maka tidak akan terlepas dari penafsiran beliau meski dengan ungkapan yang berbeda.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam menjelaskan makna ghibah ini dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah:
“Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ghibah?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Kamu menceritakan tentang saudaramu apa yang dia tidak sukai.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana pendapat engkau bila apa yang aku katakan ada pada saudaraku itu?” Beliau menjawab: “Jika apa yang kamu katakan ada pada saudaramu maka kamu telah mengghibahinya, dan jika apa yang kamu katakan tidak ada pada dirinya, maka kamu telah berdusta.”(Shahih, HR. Muslim no. 2589, Abu Dawud no. 4874, dan At-Tirmidzi no. 1435)
Ghibah adalah Dosa Besar
Dari keterangan di atas, diambil kesimpulan bahwa makna ghibah adalah menceritakan seseorang kepada orang lain dan orang yang dijadikan objek pembicaraan tidak menyukai apa yang dibicarakan. Bila apa yang diceritakan tidak ada pada orang tersebut, ini merupakan dusta atas namanya dan tentu saja dosanya lebih besar dari yang pertama.
Ibnu Katsir mengatakan: “Ghibah adalah haram secara ijma’ dan tidak dikecualikan (boleh dilakukan) melainkan (dalam hal yang) maslahatnya lebih kuat, seperti dalam jarh dan ta’dil (menerangkan perawi hadits) dan nasehat, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam ketika seseorang yang jahat meminta izin kepada beliau untuk bertemu beliau, maka beliau berkata: ‘Izinkan dia, sesungguhnya dia adalah orang yang paling jelek di kaumnya.’ Juga seperti sabda beliau kepada Fathimah binti Qais saat dipinang oleh Mu’awiyah dan Abu Jahm. (RasulullahShalallahu ‘Alaihi Wasalaam mengabarkan) bahwa Mu’awiyah adalah orang yang sangat miskin dan Abu Jahm adalah orang yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/215)
Ghibah jelas perbuatan terlarang. Bahkan ia termasuk perbuatan dosa besar. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam bersabda:
“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram seperti haramnya hari kalian ini, bulan kalian ini, dan negeri kalian ini.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Bakrah)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam bersabda:
“Ketika saya dibawa naik, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Aku bertanya:’Hai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab: ‘Mereka adalah kaum yang telah memakan daging orang lain dan menginjak-injak kehormatan mereka’.” (HR. Abu Dawud no. 4878 dari shahabat Anas bin Malik dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4082 dan dalam Ash-Shahihah no. 533)
Masih banyak dalil-dalil yang menjelaskan tentang keharaman ghibah dan bahwa ghibah termasuk dosa besar.
Kapan Boleh Mengghibah
Al-Imam An-Nawawi t berkata: “Ghibah dibolehkan dengan tujuan syariat yang tidak mungkin mencapai tujuan tersebut melainkan dengannya.”
Dibolehkah ghibah pada enam perkara:
1. Ketika terdzalimi.
2. Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran.
3. Meminta fatwa.
4. Memperingatkan kaum muslimin dari sebuah kejahatan atau untuk menasihati mereka.
5. Ketika seseorang menampakkan kefasikannya.
6. Memanggil seseorang yang dia terkenal dengan nama itu.
(Riyadhus Shalihin, bab “Apa-apa yang Diperbolehkan untuk Ghibah”)
Cara Bertaubat dari Ghibah
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t,, orang yang telah berbuat ghibah tidak harus mengumumkan taubatnya. Cukup baginya memintakan ampun bagi orang yang dighibahi dan menyebutkan segala kebaikannya di tempat-tempat mana dia mengghibahinya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Ummu Abdillah Al-Wadi’iyyah dalam kitabnya Nashihati lin Nisa’ (hal. 31).
Haruskah Meminta Maaf kepada Orang yang Dighibahi?
Dalam permasalahan ini, perlu dirinci: Pertama, bila orang tersebut mendengar ghibahnya, maka dia harus datang kepada orang tersebut meminta kehalalannya (minta maaf). Kedua, jika orang tersebut tidak mendengar ghibahnya maka cukup baginya menyebutkan kebaikan-kebaikannya dan mencabut diri darinya di tempat ia berbuat ghibah.
Al-Qahthani t dalam kitab Nuniyyah beliau (hal. 39) menasihati kita:
“Janganlah kamu sibuk dengan aib saudaramu dan lalai dari aib dirimu, sesungguhnya yang demikian itu adalah dua keaiban.”
Wallahu a’alam.

MEMAKAN BANGKAI SAUDARA SENDIRI

Category: ZONA ISLAM

GHIBAH DAN BAHAYANYA

Ghibah artinya membicarakan keburukan atau aib saudaramu ketika ia tidak ada di sisimu. Allah Subhanahu Wata’alatelah melarang ghibah dan menyerupakannya dengan suatu perumpamaan yang sangat buruk,
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman : “Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah” (QS. al-Hujurat [49]:12).
Mengghibah seseorang bisa berlaku pada bebarapa hal yaitu: kekurangannya yang bersifat fisik, nasab atau asal-usulnya yang kurang terhormat, akhlaknya yang kurang baik, agamanya yang kurang sempurna, pakaiannya yang kurang bagus, anaknya, istrinya atau suaminya, pembantunya atau hal ihwal keduniaannya, dan lain-lain. Kesimpulannya, apa saja yang bisa dipahami bahwa itu adalah celaan kepada seorang Muslim, maka itu termasuk ghibah yang diharamkan, baik dengan ucapan, isyarat, menirukan gerak-gerik orang yang dighibah dan lain-lain.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tahukah apa ghibah itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rosul-Nya yang lebih tahu,” Beliau bersabda, “Ghibah adalah engkau menyebutkan tentang saudaramu apa yang ia tidak suka (untuk disebutkan)!”. Seseorang berkata, ”Bagaimana jika pada saudaraku memang ada apa yang aku katakan itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Jika pada saudaramu memang ada apa yang dikatakan itu, maka sungguh engkau telah mengghibahnya, dan jika pada saudaramu itu tidak ada apa yang engkau katakan itu, maka sungguh engkau telah menuduhnya.” (HR. Muslim dan at-Tirmidzi).
Ketauhilah saudaraku…. Ghibah adalah dosa besar yang banyak menyebar di tengah masyarakat dan sedikit sekali orang yang selamat darinya. Mendengarkan omongan ghibah juga berdosa kecuali jika ia segera mengingkari perbuatan ghibah tersebut dengan lisannya dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Jika ia dapat meninggalkan majelis tersebut atau memotong omongan ghibah dengan pembicaraan yang lain, maka hal itu wajib dilakukan.
Ancaman Bagi Orang yang Berbuat Ghibah:
1. Aisyah Radiyallahu ‘anha berkata, “Aku pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Cukuplah bagimu dari Shofiah itu (salah seorang istri beliau) begini dan begitu (kekurangannya).” Sebagian perawi hadits berkata yaitu pendek orangnya, maka beliau bersabda, “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mencampurinya.” (maksudnya membuat air laut tersebut berubah rasa atau warnanya karena buruk dan busuknya ucapan tersebut). (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, beliau berkata: “hasan shohih). Imam An-Nawawi Rahimahullah berkata, “Ini adalah hadits yang paling keras dalam melarang ghibah sepengetahuan saya.”
2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika dimi’rajkan Saya melewati satu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah-wajah dan dada-dada mereka dengan kuku-kuku tersebut, lalu aku berkata, “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Ia berkata, “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (berbuat ghibah) dan mencemarkan kehormatan manusia.“ (HR. Abu Dawud dan Ahmad, hadits hasan).
3. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar adalah mencemarkan kehormatan seorang Muslim tanpa alasan yang hak.” (HR. Abu Dawud, hadits hasan).
Saudaraku… jika riba adalah dosa besar yang diancam akan diperangi pelakunya oleh Allah Subhanahu wata’ala dan Rosul-Nya, maka bagaimana halnya dengan suatu dosa yang lebih berat daripada riba ?!
Pengarahan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam Tentang Hubungan Sesama Muslim:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh mendustainya dan membiarkannya tidak ditolong. Setiap Muslim bagi Muslim lainnya adalah haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini,. Cukuplah sebagai keburukan (dosa) bagi seseorang jika ia meremehkan saudaranya yang Muslim.” (HR. at-Tirmidzi).

Senin, 21 Mei 2012

Untukmu wahai ikhwan, kutitipk Doa & Salam Lewat Semesta Alam (Siapapun Engkau....)

Bismillaahirrahmanirrahiim…..
Melalui Untaian Harapan Yang tidak akan pernah lelah terbasuh doa, Kusampaikan salam padamu walau harus melintasi semesta alam....

Wahai Ikhwan Yang soleh Hatinya…
(Dimanapun dan Siapapun Engkau)
Seandainya engkau mampu membaca bahasa kalbuku Ini
Betapa Malunya aku….
Karena dari itu kau akan Tahu,,, Jauh isi perasaanku…
Yang Diam-diam mengagumimu….
Karena Takwamu pada Tuhanmu
Karena Taatmu Pada titah Tuhanmu
Karena Cintamu yang besar dan dalam pada Tuhanmu
Huuufh….atau memangkah seharusnya kau tahu?
Ah tidak…. Jangan dulu….
Hatiku pun mesih terliputi ragu, entah ragu atau malu

Wahai Ikhwan Yang Soleh hatinya…
Berani-beraninya ku memendam rasa
Pada orang yang mgkn terlalu sempurna
Sedang Aku hanya Perempuan Biasa….
Tak Semulia Khadijah, Tak setakwa Aisyah, tak sesabar Fatimah pun tak secantik Zulaikha
Hanya Seorang Wanita yang bercita-cita menjadi Istri Solehah
Seorang perempuan biasa yang tidak terlalu hebat dalam tilawah
Apalgi bila kau berharap ku mumpuni menjadi seorang Qori’ah
Masih banyak sekali salahku dlm mengucap hukum tajwid dan huruf2 hijaiyah
Ku hanya seseorang yg tengah belajar walau tanpa sekolah madrasah
Ingin Mencari Ilmu dan ridhoNya lewat media tarbiyah
Walau sekarang pun harus kubagi waktu dengan susah payah
Tapi kuingin benar-benar pantas untuk disebut sebagai seprang muslimah
Yang tegar dan tidak lemah
Yang cerdas dan tidak lengah
Aku sungguh sangat ingin berubah
Sehingga benar-benar pantas untuk dikatakan seorang Muslimah
Seseorang yang bercita-cita setelah kelak menikah
Ingin sebisanya kuterangi setiap ruang rumah
Dengan pengamalan Qur’an ayat-ayat Qauliyah
Dari situ belajar sama-sama membaca ayat-ayat kauniyah
Karena Cita-citaku adalah membina Rumah tangga yang sakinah, mawadah, warrahmah dan muthmainah…
Mengabdi tulus seumur hidup pada sang “imam” yang kupilih lewat Istikharah
mengabdi Tulus dalam menjaga mushaharah…
Dan Sebaik-baiknya dalam menjalankan Fitrah
Wahai ikhwan yang soleh hatinya….
Sungguh maaf jika seandainya kata-kata ini tak pernah keluar dan terpaparkan
Karena kurasa tak sepantasanya kata-kata ini terlontar dari dari seorang wanita
Mengungkapkn rasa mahbbah pada seorang laki-laki yang belum sah mnjadi suaminya
Walau besar rasa kekaguman dan besar tulus niatannya
Tapi biarlah saja kupendam rasa…
Kembali berpasrah pada Yang Maha Kuasa
Yang Maha Mengetahui apa yg tersirat dalam angan Hamba-hambaNya…
Lewat sujud, doa, harapan dan bersimpuh pasrah
Memohon Jawaban terbaik dari Sang Pemberi Hidayah
Bila Jawaban itu masih menggantung Dilangit Maka Turunkanlah…
Bila Jawaban itu masih Didalam perut Bumi Maka keluarkanlah
Jika Jawaban itu sulit kuraih maka mudahkanlah
Jika jawaban itu masih Jauh maka dekatkanlah
Mungkin Allah kan Mengetuk Hatimu wahai siapapun dirimu…
Memberitahukanmu…. Dimanapun Engkau Berada…. Atau Biarlah selamanya terpendam sampai Allah
Datangkan Jodoh Yang sebenar benarNya….
Aku hanya Bisa Pasrah…Sampai Sang Pemilik Skenario Kehidupan mempertemukanku denganmu pada akhirnya
Dalam nuansa tepat yang terbalut oleh RidhoNya.

For SomeOne, Some Where

Sahabat Penghianat

Untaian katamu ternyata palsu
Janji indah telah kau ingkari
Untuk terus menjadi sahabatku
Tahukah kau sobat???
Bahwa segala luka yang menyobek hatimu
Dapat juga ku rasakan dan menusuk jiwaku
Bahwa darah yang menetes dari luka itu
Seiring air mata yang mengalir di pipiku
Sadarkah kau sobat???
Bahwa kepedihan yang selalu tampak di wajahmu
Adalah mimpi terburuk yang membebaniku
Bahwa sikap dinginmu untukku
Adalah pedang yang terus menghujam dadaku
Dulu secercah tawamu yang indah
Selalu menggelitik jiwaku untuk tersenyum
Tapi kini semua tlah berubah
Dan bukan lagi kebahagiaan
Yang mampu kau berikan padaku
Karena sahabat…
Kau khianati aku
k au cemari ikatan kita
Kau dengan mudah melepas jemariku
Padahal kau melihat aku
Rapuh tanpa kau di sampingku
Mengapa kau rusak hubungan ini??

Rabu, 16 Mei 2012

psikologi


Psikologi Menangis ^^

Apa yang harus ku tulis sekarang?

Hal yang selalu ada di pikiranku adalah tentang menangis. Wah, Subhanallah ya menangis itu adalah tindakan yang luar biasa. Tetapi tak jarang para lelaki itu menganggap menangis adalah perbuatan yang sia-sia atau cengeng.


Padahal, setelah di lihat-lihat, apa yang dirasakan oleh kaum wanita adalah menangis karena ada dorongan dari luar yang membuat dirinya menangis. Terdapat emosional yang mempengaruhi psikologinya. (Wah, masuk ke Psikologi nih, mari kita mengetahui lebih jauh tentang menangis ^^)

Menangis itu ekspresi kita jika tersentuh oleh hal-hal yang membuat kita menangis. Dan itu tidak boleh di pendam. Jika ingin menangis, maka menangislah.. Tak ada yang melarang kita menangis.
Jika kita menghayati tentang menangis, karena air mata itu termasuk netral (di dalam kimia). Dan menangis melekat pada hormon Prolaktin yang membuat emosi kita stabil jika menangis.

Ekspresi yang kita keluarkan itu berpengaruh pada pikiran kita. Ketika kita sedang stress atau mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, pastilah kita merasa penat menghadapinya. Namun, dengan menangis hati kita akan merasa tenang dan rasa beban di pikiran kita terlepas oleh air mata yang kita keluarkan.

Menangis juga merupakan sebuah kekuatan untuk bisa bertahan terhadap guncangan yang membuat mereka marah, bisa saja mereka marah tetapi diekspresikannya melalui tangisan ini. Jadi, janganlah menganggap menangis itu sebuah kecengengan dan kelemahan dari seseorang. Dan menangis bukan hanya dimiliki oleh kaum wanita saja, tetapi kaum laki-laki juga perlu. Karena sangat berpengaruh pada emosi kita.

Dibalik itu semua, Allah Swt. menciptakan beragam air. Termasuk air mata yang dihasilkan oleh mata sendiri. Dan bekerja dengan adanya dorongan dari perasaan yang muncul dari dirinya.
So, jangan malu untuk menangis ok. Allah menciptakan airmata untuk kita sebagai pengganti di kala emosi (marah) melanda. Subhanallah....

Selasa, 01 Mei 2012

kriteria ikhwan dambaan akhwat


Kriteria Ikhwan Sejati sebagai Idola Sejati Akhwat

Ikhwan sejati idola akhwat sejati
Kalau ada Akhwat(Wanita) Sejati Impian Sejati Ikhwan(Laki-laki), tentu juga ada Ikhwan Sejati impian sejati seorang Akhwat.

Paling tidak ada 60 Kriteria Ikhwan(Laki-laki) Idaman (Ideal) menurut Islam yakni Ikhwan mukmin (beriman) yang :

  1. Islam menjadi pedoman hidupnya yang utama (QS.6:153);
  2. Ikhlas menjadi dasar hidupnya (QS.2:207);
  3. Taqwa menjadi bekal hidupnya (QS.2:197);
  4. Taat menjadi karakteristik khasnya (QS.3.132);
  5. Shalat dan sabar merupakan kekuatannya (QS.8:56;32:24);
  6. Tsabat (teguh) merupakan sikap hidupnya (QS.8:45);
  7. Ukhuwah Islamiyah menjadi pengikat hatinya (QS.49:10;43:67);
  8. Tidak mengenal sikap palsu, kamuflase, banyak tingkah dan takabur (QS.25:63);
  9. Ruang jiwanya dipenuhi oleh perhatian dan kepedulian yang besar dan penuh kesungguhan dalam mencapai hadaf (tujuan baik) mereka (QS.28:55);
  10. Detik-detik malamnya amat berharga, diisi dengan ibadah Qiyamul Lail/Muraaqabatullah (QS.25:64 : 17:79. 76:26);
  11. Senantiasa risau dan amat takut akan azab Neraka Jahanam (QS.25:65-66);
  12. Punya ukuran-ukuran yang jelas atas kebenaran dalam kehidupannya (QS.25:67.17:29);
  13. Tidak menyekutukan Allah, dan tidak menantang (menyalahi) perintah Allah (QS.25:68-71);
  14. Tidak menyia-nyiakan hak orang lain dan tidak menzalimi seorangpun (QS.25:72);
  15. Hatinya lurus dan hidup subur, dengan iman yang benar (QS.25:73);
  16. Senantiasa menginginkan kebaikan yang dilakukan menjamah dan berlanjut untuk setiap generasi (QS.25:74-76);
  17. Senantiasa Jujur dalam perkataan dan perbuatan;
  18. Senantiasa menjaga tali silaturrahmi;
  19. Senantiasa menjaga amanah yang diberikan;
  20. Senantiasa menjaga hak tetangga;
  21. Senantiasa memberi kepada yang membutuhkan;
  22. Senantiasa membalas kebaikan orang lain;
  23. Senantiasa memuliakan tamu;
  24. Memiliki sifat malu;
  25. Senantiasa menepati janji;
  26. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi);
  27. Berakhlak baik/mulia kepada sesama makhluk Allah; (Matiinul khuluqi);
  28. Senantiasa Shalat tepat pada waktunya;
  29. Senantiasa memautkan hatinya ke masjid /Cinta Shalat berjamaah di Masjid;
  30. Senantiasa membaca dan mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya;
  31. Sederhana dalam urusan dunia dan paling cinta pada urusan akhirat;
  32. Paling suka melakukan amar ma’ruf nahi munkar;
  33. Paling berhati-hati dengan lidahnya (menjaga lidah);
  34. Senantiasa cinta pada keluarganya;
  35. Paling lambat marahnya;
  36. Senantiasa memperbanyak istighfar, berdzikir dan mengingat Allah swt dan memperbanyak Shalawat Nabi;
  37. Senantiasa suka dan ringan berzakat, infaq dan bersedekah;
  38. Senantiasa menjaga wudhu;
  39. Senantiasa menjaga Shalatnya terutama Shalat wajib;
  40. Senantiasa menjaga Shalat sunnat Tahajjud dan Shalat Dhuha;
  41. Paling cinta dan hormat pada kedua orang tuanya, terutama ibunya;
  42. Cerdas / Pikirannya intelek (Mutsaqoful fikri);
  43. Aqidahnya bersih/lurus (Saliimul ‘aqiidah);
  44. Ibadahnya benar (Shohiihul ‘ibaadah);
  45. Rendah hati (Tawadhu’);
  46. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi);
  47. Mampu mencari nafkah (Qaadirun’alal kasbi);
  48. Senantiasa menjaga dan memelihara lidah/lisan (Hifdzul lisaan);
  49. Senantiasa istiqomah dalam kebenaran (Istiqoomatun filhaqqi);
  50. Senantiasa menundukkan pandangan terhadap lawan jenis dan memelihara kehormatan (Goddhul bashor wahifdzul hurumat);
  51. Senantiasa lemah lembut dan suka memaafkan kesalahan orang lain (Latiifun wahubbul’afwi);
  52. Benar, jujur, berani dan tegas (Al-haq, Al-amanah-wasyaja’ah);
  53. Selalu yakin dalam tindakan yang sesuai ajaran Islam (Mutayaqqinun fil’amal);
  54. Senantiasa pandai memanfaatkan waktu (untuk dunia dan akhirat) (Hariisun’alal waqti);
  55. Sebanyak-banyaknya bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi);
  56. Senantiasa menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun’anisy syubuhat);
  57. Senantiasa berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’);
  58. Senantiasa siap menolong orang yang lemah (Mutanaashirun lighoirihi);
  59. Senantiasa berani bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi kita (Asysyidda’u’alal kuffar);
  60. Senantiasa mengingat akan datangnya kematian;
Apakah anda atau suami atau (calon) suami/pasangan Anda telah memenuhi ciri-ciri pria idaman menurut Islam seperti di atas ?

Apabila sudah sebagian maka sempurnakanlah dan pertahankanlah, namun apabila belum senantiasa berusahalah untuk menyempurnakannya, karena memang Tidak ada insan yang sempurna, kecuali Rasulullah , tapi senantiasa berusahalah menjadi yang mendekati kriteria-kriteria tersebut.

Semoga kita semua dan anak keturunan kita senantiasa diberikan petunjuk dan bimbingan oleh Allah swt untuk bisa menjadi insan dan laki-laki yang baik menurut Islam dan bagi akhwat semoga diberi Allah swt atau bagi akhwat (perempuan) dapat diberikan Allah swt pasangan laki-laki mukmin yang baik menurut Islam seperti disebutkan di atas. Amiin

Wallahualam bissawab

hikmat




 

bergulat dengan cinta

Di suatu malam, saya terbelah menjadi tiga. Dua orang keluar dari diriku, maka kubiarkan mereka jadi apapun. Kubiarkan yang satu menjadi rembulan, dan kubolehkan yang lainnya menjadi bintang. Kubebaskan yang satu jadi Munkar, dan yang lainnya menjadi Nakir. Kuciptakan yang satu menjadi iblis, dan yang lainnya menjadi Tuhan. Kuberi kemerdekaan yang satu menjadi malam, dan yang satunya lagi jadi cahaya. Mereka kuciptakan untuk menemaniku berbagi cerita. Mereka kuminta untuk mengajukan pendapat dan membicarakan banyak persoalan eksistensial. Mereka kulahirkan menjadi teman dan lawan dialog yang menyenangkan dan penuh perhatian. Tentu saja, teman dan lawan dialog yang sulit kutemukan di alam nyata.

Percakapan selalu berjalan tenang dan mengalir santai. Maka satu dari dua orang yang tengah duduk dihadapanku berkata:

“Berbahagialah jika kita dicintai. Karena ingatan dan kerinduan orang yang mencintai kita adalah doa. Semakin banyak orang mencintai kita, semakin banyak doa mereka menjaga hidup kita. Maka bersikap lembutlah…”

Saya mengangguk pelan dan mengalihkan pandangan pada yang lainnya. Maka berkatalah ia:

“Cinta itu seperti bangunan yang megah, tapi sewaktu-waktu dapat pecah dengan mudah. Bukankah kemegahan itu nyatanya hanyalah gambar di permukaan kaca—kaca khayalan yang tak datar. Disana kita, dunia ini, seolah-olah terlihat besar; padahal sesungguhnya hanyalah ilusi. Kalaupun kita merasa begitu sulit menghapus jejak cinta dalam hati, itu hanya karena kita begitu bodoh menerima kenyataan bahwa cinta sebenarnya telah menipu kita…”

Saya kembali mengangguk pelan. Saya beri mereka waktu yang banyak seperti halnya saya punya jatah waktu yang banyak untuk membuat keputusan.

“Cinta adalah kejahatan konsepsi, atau semacam pembodohan. Boleh dibilang rayuan utopis. Atau modus murahan dari proyek raksasa bernama penindasan, hasrat, hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan serakah. Jangan biarkan dirimu mabuk tak berdaya karenanya…Hari gini kamu masih percaya cinta pejabat pada rakyat? Uh, kamu juga masih percaya kata-kata cinta dari mulut manis sang kekasih, lagu, filsafat, syair, film, dongeng dan buku-buku? Banyak orang berlindung dalam konsepsi cinta hanya karena mereka ingin menyembunyikan bahwa sifat dan keinginan mereka sangat buruk. Cinta itu sesungguhnya tak ada. Hanya ilusi. Yang ada hanyalah naluri munafik dan penipuan yang halus…Kamu sudah terlalu lama dibelenggu cinta. Kamu kehilangan banyak hal, kehilangan hakmu, kebebasanmu, hanya karena terlalu memuja cinta. Kamu rela berkorban dan menyakiti diri hanya karena terlalu lemah mengikuti cinta. Kamu merelakan segalanya hilang karena godaan cinta. Cinta adalah musuh yang menyamar di rumah hatimu. Ia membiusmu. Apa kau menyangka mereka mencintaimu? Tidak. Mereka bohong. Hati mereka sebenarnya sangat buruk. Mereka menggunakan cinta untuk kepentingan-kepentingan gila diri mereka. Kekasih? Omong kosong. Mereka tak butuh cinta. Mereka hanya merampok apa yang berharga dari diri kamu; harta, misalnya. Jika kamu tak mampu memberi mereka dunia yang mahal, maka kamu akan menyadari betapa cinta ternyata tak pernah ada dalam sejarah manusia. Cinta hanya membodohimu bahwa hubungan dengan orang lain hanyalah semacam bentuk eksploitasi yang panjang. Tak ada cinta, yang ada hanyalah uang dan kekuasaan… ”

Dan yang lainnya mendapat giliran:

“Cinta itu baik. Hidup yang baik lahir dari hubungan yang penuh cinta. Cinta itu baik, yang buruk adalah manusia yang tak mampu memahami dan mengerjakan pesan hakikatnya. Tak heran jika ada orang mengatakan cinta itu kata-kata kosong, toh mereka tak mengisinya dengan perbuatan. Cinta dapat menyelamatkan banyak hal. Belajarlah mencintai dengan melepas banyak kepentingan dan ambisi untuk lebih dicintai. Mencintai lebih penting dari dicintai. Tapi mencintai adalah langkah awal untuk dicintai. Jika kita tulus mencinta, maka dengan sendirinya kita akan mudah dicintai orang. Hubungan baik lahir karena cinta yang baik. Perbuatan baik lahir karena kita menjalani cinta dengan baik. Apa jadinya jika dunia ini kehilangan cinta? Karena cinta mengajari bahwa segala hal dapat berharga dan tak pantas untuk disakiti. Ia mengajari kita bagaimana membahagiakan orang lain. Cinta menuntun kita menjalani hidup dengan baik. Cinta pada makhluk hidup, cinta pada keseluruhan semesta, cinta pada Tuhan, akan menjadikan kita manusia terbaik, akan menjadikan hidup dan dunia ini ruang yang tenang dan menyenangkan. Kacau dunia ini jika tak ada cinta. Pembunuhan, kebencian, penindasan, dendam, kerusakan, kebodohan, ketidakadilan, kejahatan, adalah hal-hal akibat tak adanya cinta. Atau jika persoalanmu ditolak seseorang yang kamu cintai, itu tema sepele. Hal yang lebih penting adalah mencintai kehidupan. Itu akan membuatmu punya harapan yang lebih baik untuk tetap hidup dan tak bunuh diri karena kekecewaan, misalnya. Jika kamu malah kecewa karena ditolak cinta, maka itu artinya kamu masih memahami cinta sebatas kulit luar saja. Seperti juga raga sebagai pembungkus, jiwa dan cinta ternyata lebih penting. Ia inti kehidupan…”

Saya jadi penyimak yang baik. Mereka terus bicara:

“Ah, jangan terlalu berlebihan memuja cinta seperti itu. Orang seumur hidup mencari cinta, tapi tak berjumpa, karena cinta tak pernah ada. Yang ada adalah kesenangan karena hidup tak miskin, banyak uang, isteri cantik, pekerjaan yang memuaskan dan kedudukan. Berterima kasihlah pada uang, bukan cinta. Orang hidup karena uang, bukan cinta. Hidup butuh ongkos, butuh biaya, bukan cinta. Cinta adalah kekuatan? Ah, bohong. Yang ada hanyalah kekuatan yang lahir dari keinginan dan ambisi untuk menang, berhasil, sukses, dapat uang, aktivitas seks yang sempurna, dan kesenangan-kesenangan. Orang berumah tangga karena motivasi seksual, bukan cinta. Manusia itu sebenarnya binatang yang pandai berdusta tentang cinta. Banyak orang cerai karena tidak harmonis disebabkan kegagalan seks. Kalaupun rumah tangga awet, itu karena ada uang. Toh akhirnya pasangan yang tidak terpuaskan secara seksual akan berselingkuh dengan orang lain. Itu artinya seks dan uang lebih masuk akal daripada cinta.

“Ah, jangan terlalu berlebihan membenci cinta. Sudah dikatakan tadi bahwa cinta itu baik, yang tidak baik adalah perilaku manusia. Cinta itu indah, bijaksana, bersih…yang kotor adalah manusia. Cinta tidak pernah punya potensi merusak. Bukankah segala hal akan membahayakan jika berada pada tangan manusia yang tak baik. Itu sebabnya tadi ada istilah cinta kulit luar. Kamu tahu kan maksudku? Cinta kulit luar ibarat pisau yang disalahgunakan. Hakikat cinta itu baik. Ia lahir untuk kebaikan. Tapi jika disalahgunakan, ia akan kehilangan makna. Bukankah sendok dan garpu diciptakan untuk makan, kenapa harus dipakai untuk membunuh? Sebenarnya tak ada orang yang menderita karena cinta jika orang mau memahami dan mengerjakannya dengan baik. Banyak orang punya harta dan kedudukan, tapi ia menderita. Begitupun harta dan kedudukan akan disalahgunakan jika tak disertai cinta. Kita bukan hewan. Kita adalah manusia yang punya cinta. Itulah yang dapat membedakan kita berbeda dengan hewan. Soal rumah tangga, tujuannya bukan seks, tapi harmonisasi. Jika tujuannya seks, tak usah menikah. Bekal rumah tangga adalah cinta. Jika tak ada cinta, seks sekalipun tak akan indah.”

“Menurutku cinta itu tak ada…”

“Menurutku ia ada…”

“Bagaimana menurutmu?”

“Hm…”

“Jangan percaya cinta…”

“Percayalah cinta…”

“Bagaimana?”

“Hm…”

“Cinta adalah candu yang merusak…”

“Cinta bukan candu yang merusak…”

“Jika cinta itu baik, ia hanya sebatas cerita bohong yang dapat menghibur dan menyenangkan, tetapi pembodohan, tak baik bagi perkembangan mental anak-anak, juga orang dewasa…”

“Cinta itu pelajaran. Cinta adalah hikmah, adalah kebenaran. Mencintai orang lain adalah pelajaran berharga. Mencintai hidup adalah pelajaran terpenting. Kita akan hidup lebih baik…”

Malam kian larut. Percakapan terus berlanjut. Tak ada debat kusir. Tak ada pertengkaran. Tak ada teriakan. Tak ada ungkapan-ungkapan emosional. Tak ada egois dan keras kepala. Tak ada sikap-sikap yang merasa paling benar. Begitu sunyi. Malam ini sunyi…

Begitulah, setiap malam, saya terbelah menjadi tiga. Percakapan kami selalu menyenangkan, tetapi berharga. Pesan moral yang selalu saya dapat adalah: belajarlah berdialog dengan diri sendiri, sebelum berdialog dengan orang lain…

Lha, lantas apakah cinta itu ada atau hanya kebohongan?
0

hanya dengan diam

dalam diam aku menangis
dalam diam aku tertawa
dalam diam aku tersenyum
dalam diam aku marah

hanya dalam diam aku bisa mengungkapkan perasaan ku

wahai seseorang adam yang berada di sana...
mau kah kau dengarkan isi hatiku yang selalu bergema ini...
mendengarkan perasaan syahdu penuh cinta

kau adam,,,,pernah kah merasakan indahnya cinta pada seorang hawa?
cinta yang mengalir indah pada denut nadi, detak jantung bahkan kepada hembusan napas tiap detikmu,,,

ku tahu,,hidup ini memang butuh cinta...
karena hidup tanpa cinta bagaikan kita berada di dalam tempat gelap tanpa cahaya
namun.....
ketika cinta menyapa...
kita akan terasa bingung, takut, bahkan tidak mengerti apa yang harus ku lakukan...
selain hanyalah DIAM

dalam diam aku mencintaimu
dalam dia aku menyangimu
dalam diam aku merindukanmu
dalam diam aku cemburu
dalam diam merana
DAN
dalam diam aku ingin memilimu...

hanya dengan diam aku bisa melakukan semuanya
tanpa perlu kau tahu dan tanpa perlu kau mengerti
karna dengan diam aku bisa tenang....
walaupun sedikitnya aku harus menderita

cinta adalah fitrah..
cinta adalah anugerah
dan cinta adalah kehidupan
bahkan cinta adalah cahaya

biarkan perasaan ini terus ada
untuk mu wahai adam
dan biarkan aku terus memendamnya...
sampai batas waktu akan tiba

biarkan hanya Sang Pemilik Hati yang tau,,,
dan biarkan Dia yang mengantarkan cinta ini kepada dirimu

wahai adam..jika kau lelah menunggu...
pergilah untuk mencari hawa yang lain...
yang akan mengantarkan mu kepada surgaNya

NAMUN....

jika kau mau tetap menunggu....
tunggulah diriku.....
jagalah cinta itu....
hingga akhirnya kita akan di pertemukan dalam ikatan yang lebih suci..

wahai adam......
cintai aku dengan diam..
cinta aku karnaNya...
cintai  aku untuk mendapatkan ridhoNya

biarkan kita lakukan ini dengan diam...
tanpa ada ucapan...
tanpa ada berkata...
karna...dengan diam,
AKU BISA MENCINTAIMU DENGAN CINTA YANG SUCI
0

Cintai Ia dengan Diam

Duhai gadis, 
maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah?
Ingin kah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu.. 
Maka dengarlah..

Gadis, Saat ku jatuh cinta. 
Tak akan ku berucap..
Tak akan ku berkata.. 
Namun ku hanya akan diam..
2

di jodohin? ogah ah


” Rina..” aku mendengar Bunda memanggilku dari luar. Aku yang masih didalam kamar segera menyambar jilbab yang ada di kursi didekat meja belajarku.
” Iya Bunda ” aku melongok keluar setelah membuka pintu. Bunda sudah ada didepan pintu sambil tersenyum.
” Ada tamu didepan, tolong ditemuin ya Nak ”
” Siapa Bunda ? ”
” Temennya Ayah ”
Aku pun segera menemui Ayah.
” Sini Nak ” Ayahku menyuruh untuk duduk disebelahnya.
Aku menatap orang-orang yang ada dihadapan Ayah, sepertinya satu keluarga besar. Terdiri dari 4 orang. 2 laki-laki dan 2 perempuan. Aku menerkanya mereka adalah ayah, ibu dan 2 orang anak, laki-laki dan wanita. Tapi tatapanku seakan berhenti ketika menatap sesosok makhluk laki-laki yang sebaya denganku. Kami saling memandang, namun segera kami pun menunduk.
0

Kenapa Harus Wanita Shalihah?


Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..
Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…
Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..