sip Kategori: akhwat
CANTIK itu…………..
Berjuanglah, Remaja ISLAM !!
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yang Memiliki Mata Yang Indah, Melainkan Ia Yang Selalu Menjaga Pandangan Matanya
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yang Memiliki Senyum Yang Menawan, Melainkan Ia Selalu Tersenyum Karena Ibadah.
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yang Memiliki Bibir Terindah, Melainkan Ia Yang Memiliki Bibir Untuk Slalu Berzikir.
Cantik Itu ..
Bukan Karena Ia Yang Selalu Menggunakan Make Up Yang Mahal Di Wajahnya, Melainkan Ia Yang Selalu Membasuh Wajahnya Dengan Air Wudhu.
Cantik Itu..
Bukan Ia Yang Memiliki Tubuh Yang Indah, Melainkan Ia Yang Selalu Menghijab Tubuhnya Dengan Pakaian-Pakaian Santun.
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yag Selalu Menolong, Melainkan Ketulusan Hatinya Saat Ia Menolong.
Cantik Itu ..
Ada Pada Hatimu Yang Tercantik..
Karena Kecantikan Hatimu Akan Memancarkan Cahaya Di Wajahmu ..
Jadikanlah Hatimu Lebih Cantik Dari Wajahmu Wahai Saudariku…
Karena KECANTIKAN ABADI bukan karena bagus RUPA atau PAKAIAN, tapi karena KEELOKKAN ADAB & ILMU..
barakallahufikum…
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yang Memiliki Mata Yang Indah, Melainkan Ia Yang Selalu Menjaga Pandangan Matanya
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yang Memiliki Senyum Yang Menawan, Melainkan Ia Selalu Tersenyum Karena Ibadah.
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yang Memiliki Bibir Terindah, Melainkan Ia Yang Memiliki Bibir Untuk Slalu Berzikir.
Cantik Itu ..
Bukan Karena Ia Yang Selalu Menggunakan Make Up Yang Mahal Di Wajahnya, Melainkan Ia Yang Selalu Membasuh Wajahnya Dengan Air Wudhu.
Cantik Itu..
Bukan Ia Yang Memiliki Tubuh Yang Indah, Melainkan Ia Yang Selalu Menghijab Tubuhnya Dengan Pakaian-Pakaian Santun.
Cantik Itu ..
Bukan Ia Yag Selalu Menolong, Melainkan Ketulusan Hatinya Saat Ia Menolong.
Cantik Itu ..
Ada Pada Hatimu Yang Tercantik..
Karena Kecantikan Hatimu Akan Memancarkan Cahaya Di Wajahmu ..
Jadikanlah Hatimu Lebih Cantik Dari Wajahmu Wahai Saudariku…
Karena KECANTIKAN ABADI bukan karena bagus RUPA atau PAKAIAN, tapi karena KEELOKKAN ADAB & ILMU..
barakallahufikum…
CARA SYAITAN MENELANJANGI WANITA
Berjuanglah, Remaja ISLAM !!
Syaitan sangat tidak suka kalau ada manusia yang taat kepada Allah. Karena itulah syetan selalu berusaha menggoda manusia agar tergelincir dari jalan Allah. Dalam menggoda manusia, syetan memiliki berbagai cara dan strategi. Dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Syaitan seakan mengetahui kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah.
Salah satu sebab kehancuran umat manusia adalah karena hubungan lawan jenis yang tidak sah. Dan sebelum terjadinya huubungan ini, biasanya didahului dengan saling memandang, saling tertarik, lalu saling bertemu, dan selanjutnya saling bermaksiat. Untuk menyukseskan terjadinya proses kemaksiatan inilah syetan berusaha melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Lepasnya hijab muslimah merupakan jalan licin yang mudah menggelincirkan manusia dari ketaatan kepada Allah.
Berikut adalah tahap-tahap yang digunakan oleh syetan dalam melepas pakaian muslimah….
1. Menghilangkan Definasi Hijab.
Pada tahap ini, syaitan membisikkan kpd para wanita, bahawa pakaian apa pun termasuklah hijab, tiada kaitannya dgn agama; ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bg para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’ie. Pakaian, dgn apa pun bentuk dan namanya, tetap juga dikira pakaian.
Akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah utk pakaian ikut ganti juga. Demikianlah pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yg lain, maka harus baginya utk menyesuaikan diri dgn pakaian penduduknya, walau apa pun yg mereka pakai.
Berbeza halnya jika seorang wanita berkeyakinan bahawa hijab adalah pakaian syar’ie (identiti keIslaman), dan memakainya adalah ibadah, bkn sekadar gaya (fesyen). Bagi mereka ini, biar hidup dalam zaman dan negeri mana sekalipun, hijab syar’ie akan tetap dipertahankan.
Pertama: Membuka Bahagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka syaitan membisikkan kpd para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bhgn hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak mengapa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang?” Begitu bisikan syaitan. Dan benar, si wanita akhirnya memakai pakaian model baru yg menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki melihatnya juga seperti biasa saja. Maka syaitan berbisik, “Lihat… tiada apa-apa, kan?”
Kedua: Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka dtglah syaitan utk membisikkan perkara baru. “Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yg lebih maju lagi, yakni terbuka bhgn atas dada kamu. Tapi jgn sebut sbg pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit utk mndapatkan hawa, agar tidak panas. Cubalah! Org pasti tidak akan peduli, sebab hanya sbhgn kecil saja yg terbuka.”
Ketiga: Berpakaian Tapi Telanjang
Seterusnya syaitan berbisik lagi, “Pakaianmu hanya biasa-biasa saja.. apa kata kalau kamu cari fesyen atau bahan lain yg lebih bagus?”. Si wanita befikir sejenak. Pakaian yg macam mana ya? “Byk fesyen dan kain yg agak tipis, lalu bentuknya dibuat agak ketat biar lebih sedap/ cantik dipandang,” syaitan memberi idea baru.
Maka tergodalah si wanita. Dicarinya fesyen pakaian yg ketat dan kain yg tipis bahkan transparent. “Mungkin tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan fesyennya saja yg agak berbeza, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menokok-nambah. Dan hasilnya pakaian tersebut akhirnya menjadi budaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparent, maka jadilah mereka wanita yg disebut oleh Nabi sbg wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang!).
Keempat: Agak dibuka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan pakaian yg ketat, maka syaitan dtg lagi. Dan sebagaimana biasanya, dia menawarkan idea baru yg sepertinya “cool” dan “vogue”, yakni dibisikkan kpd wanita itu, “Pakaian sprti ini membuat kamu susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya dibelah hingga lutut atau mendekati paha? Dgn itu kamu akan lebih selesa, lebih kelihatan lincah dan energik.” Lalu dicubalah idea baru itu, dan mmg benar, dgn dibelah mulai dari bhgn bwh hingga lutut atau mendekati paha, ternyata membuat lebih selesa dan leluasa, terutama ketika mahu duduk atau naik kenderaan. “Ya…. tersingkap sedikit tak mengapa lah, yg penting enjoy,” katanya.
2. Terbuka Sedikit Demi Sedikit.
Kini syaitan melangkah lagi, dgn tipu daya lain yg lebih “power”, tujuannya agar para wanita menampakkan bhgn aurat tubuhnya.
Pertama: Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Syaitan berbisik kpd para wanita, “Baju pjg benar-benar tidak selesa, kalau hanya dgn membelah sedikit bhgnnya masih kurang leluasa, lebih elok kalau dipotong sahaja hingga atas mata kaki, barulah agak longgar… Oh ya, ada yg terlupa, kalau kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab yg besar tidak sepadan lagi, skrg kamu carilah jilbab yg kecil agar lebih serasi dan sepadan, ala… org tetap menamakannya dgn jilbab.”
Maka para wanita yg terpengaruh dgn bisikan ini terburu-buru mencari fesyen pakaian yg dimaksudkan. Tidak ketinggalan kasut tumit tinggi, yg kalau berjalan, dpt menarik perhatian org.
Kedua: Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah biasa dia lakukan, dan ternyata org yg melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka syaitan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yg kamu lakukan, buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa org. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cubalah kamu cari fesyen lain yg lebih menarik. Bukankah kini byk skirt separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu terdedah, hanya terlihat kira-kira sepuluh sentimeter saja. Nanti kalau sudah biasa, barulah kamu cari fesyen baru yg terbuka hingga separuh betis.”
Ketiga: Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si wanita berfikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas tidak, kan skrg zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dgn menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, skrg byk lelaki yg menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka iaitu dgn mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”
“Tetapi apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki?” bersungut. “Fitnah? Ah, itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih byk di rumah dan pakaian mereka sgt tertutup. Tapi skrg sudah berbeza, kini kaum lelaki kalau melihat bahagian tubuh wanita yg terbuka, mereka malah senang dan mengatakan ‘ooh’ atau ‘wow’. Bukankah ini bererti sudah tidak ada lagi fitnah, kerana sama-sama suka? Lihat saja fesyen pakaian di sana-sini, dari yg di pasar malam hingga yg berjenama di pusat membeli-belah, semuanya memperagakan fesyen yg dirancang khusus utk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikutinya, akan menjadi wanita yg ketinggalan zaman.”
3. Serba Mini
Setelah pakaian yg menampakkan betis menjadi pakaian sehari-harian dan dirasakan biasa2 saja, maka dtglah bisikan syaitan yg lain.
“Pakaian memerlukan variasi, jgn yg itu-itu saja, skrg ini fesyen skirt mini, dan agar sepadan, rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”
Maka akhirnya skirt mini yg menampakkan bahagian bwh paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yg terbuka hingga lengan tgn, terbuka bhgn dada sekaligus bhgn punggungnya, dan pelbagai fesyen lain yg serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sgt beraneka ragam, ada pakaian utk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian rasmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim sejuk dan lain-lain, tak ketinggalan seluar pendek separuh paha pun dia miliki. Fesyen dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicuba. Begitulah sesuatu yg sepertinya mustahil utk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.
Hingga suatu ketika, muncul idea utk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bhgn paling ketara saja yg tersisa utk ditutupi, iaitu kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yg sering disebut dgn “bikini”. Kerana semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzubillah bisikan syaitan berhasil, tujuannya “Menelanjangi Kaum Wanita” tercapai.
“Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yg melakukan itu semua, maka tanggunglah sendiri semua dosamu” kata syaitan, tidak ingin mengambil risiko.
Demikianlah halusnya cara yg digunakan syaitan, sehingga manusia terjerumus dlm dosa tanpa terasa. Selamatkan para wanita muslimah, jgn jerumuskan mereka ke dlm kebinasaan yg menyengsarakan, baik di dunia mahupun di akhirat.
Wallahu a’lam bisshawab.
Sumber idea dan buah fikiran: Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Thursyah.
Syaitan sangat tidak suka kalau ada manusia yang taat kepada Allah. Karena itulah syetan selalu berusaha menggoda manusia agar tergelincir dari jalan Allah. Dalam menggoda manusia, syetan memiliki berbagai cara dan strategi. Dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Syaitan seakan mengetahui kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah.
Salah satu sebab kehancuran umat manusia adalah karena hubungan lawan jenis yang tidak sah. Dan sebelum terjadinya huubungan ini, biasanya didahului dengan saling memandang, saling tertarik, lalu saling bertemu, dan selanjutnya saling bermaksiat. Untuk menyukseskan terjadinya proses kemaksiatan inilah syetan berusaha melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Lepasnya hijab muslimah merupakan jalan licin yang mudah menggelincirkan manusia dari ketaatan kepada Allah.
Berikut adalah tahap-tahap yang digunakan oleh syetan dalam melepas pakaian muslimah….
1. Menghilangkan Definasi Hijab.
Pada tahap ini, syaitan membisikkan kpd para wanita, bahawa pakaian apa pun termasuklah hijab, tiada kaitannya dgn agama; ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bg para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’ie. Pakaian, dgn apa pun bentuk dan namanya, tetap juga dikira pakaian.
Akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah utk pakaian ikut ganti juga. Demikianlah pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yg lain, maka harus baginya utk menyesuaikan diri dgn pakaian penduduknya, walau apa pun yg mereka pakai.
Berbeza halnya jika seorang wanita berkeyakinan bahawa hijab adalah pakaian syar’ie (identiti keIslaman), dan memakainya adalah ibadah, bkn sekadar gaya (fesyen). Bagi mereka ini, biar hidup dalam zaman dan negeri mana sekalipun, hijab syar’ie akan tetap dipertahankan.
Pertama: Membuka Bahagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka syaitan membisikkan kpd para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bhgn hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak mengapa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang?” Begitu bisikan syaitan. Dan benar, si wanita akhirnya memakai pakaian model baru yg menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki melihatnya juga seperti biasa saja. Maka syaitan berbisik, “Lihat… tiada apa-apa, kan?”
Kedua: Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka dtglah syaitan utk membisikkan perkara baru. “Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yg lebih maju lagi, yakni terbuka bhgn atas dada kamu. Tapi jgn sebut sbg pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit utk mndapatkan hawa, agar tidak panas. Cubalah! Org pasti tidak akan peduli, sebab hanya sbhgn kecil saja yg terbuka.”
Ketiga: Berpakaian Tapi Telanjang
Seterusnya syaitan berbisik lagi, “Pakaianmu hanya biasa-biasa saja.. apa kata kalau kamu cari fesyen atau bahan lain yg lebih bagus?”. Si wanita befikir sejenak. Pakaian yg macam mana ya? “Byk fesyen dan kain yg agak tipis, lalu bentuknya dibuat agak ketat biar lebih sedap/ cantik dipandang,” syaitan memberi idea baru.
Maka tergodalah si wanita. Dicarinya fesyen pakaian yg ketat dan kain yg tipis bahkan transparent. “Mungkin tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan fesyennya saja yg agak berbeza, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menokok-nambah. Dan hasilnya pakaian tersebut akhirnya menjadi budaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparent, maka jadilah mereka wanita yg disebut oleh Nabi sbg wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang!).
Keempat: Agak dibuka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan pakaian yg ketat, maka syaitan dtg lagi. Dan sebagaimana biasanya, dia menawarkan idea baru yg sepertinya “cool” dan “vogue”, yakni dibisikkan kpd wanita itu, “Pakaian sprti ini membuat kamu susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya dibelah hingga lutut atau mendekati paha? Dgn itu kamu akan lebih selesa, lebih kelihatan lincah dan energik.” Lalu dicubalah idea baru itu, dan mmg benar, dgn dibelah mulai dari bhgn bwh hingga lutut atau mendekati paha, ternyata membuat lebih selesa dan leluasa, terutama ketika mahu duduk atau naik kenderaan. “Ya…. tersingkap sedikit tak mengapa lah, yg penting enjoy,” katanya.
2. Terbuka Sedikit Demi Sedikit.
Kini syaitan melangkah lagi, dgn tipu daya lain yg lebih “power”, tujuannya agar para wanita menampakkan bhgn aurat tubuhnya.
Pertama: Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Syaitan berbisik kpd para wanita, “Baju pjg benar-benar tidak selesa, kalau hanya dgn membelah sedikit bhgnnya masih kurang leluasa, lebih elok kalau dipotong sahaja hingga atas mata kaki, barulah agak longgar… Oh ya, ada yg terlupa, kalau kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab yg besar tidak sepadan lagi, skrg kamu carilah jilbab yg kecil agar lebih serasi dan sepadan, ala… org tetap menamakannya dgn jilbab.”
Maka para wanita yg terpengaruh dgn bisikan ini terburu-buru mencari fesyen pakaian yg dimaksudkan. Tidak ketinggalan kasut tumit tinggi, yg kalau berjalan, dpt menarik perhatian org.
Kedua: Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah biasa dia lakukan, dan ternyata org yg melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka syaitan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yg kamu lakukan, buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa org. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cubalah kamu cari fesyen lain yg lebih menarik. Bukankah kini byk skirt separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu terdedah, hanya terlihat kira-kira sepuluh sentimeter saja. Nanti kalau sudah biasa, barulah kamu cari fesyen baru yg terbuka hingga separuh betis.”
Ketiga: Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si wanita berfikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas tidak, kan skrg zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dgn menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, skrg byk lelaki yg menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka iaitu dgn mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”
“Tetapi apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki?” bersungut. “Fitnah? Ah, itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih byk di rumah dan pakaian mereka sgt tertutup. Tapi skrg sudah berbeza, kini kaum lelaki kalau melihat bahagian tubuh wanita yg terbuka, mereka malah senang dan mengatakan ‘ooh’ atau ‘wow’. Bukankah ini bererti sudah tidak ada lagi fitnah, kerana sama-sama suka? Lihat saja fesyen pakaian di sana-sini, dari yg di pasar malam hingga yg berjenama di pusat membeli-belah, semuanya memperagakan fesyen yg dirancang khusus utk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikutinya, akan menjadi wanita yg ketinggalan zaman.”
3. Serba Mini
Setelah pakaian yg menampakkan betis menjadi pakaian sehari-harian dan dirasakan biasa2 saja, maka dtglah bisikan syaitan yg lain.
“Pakaian memerlukan variasi, jgn yg itu-itu saja, skrg ini fesyen skirt mini, dan agar sepadan, rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”
Maka akhirnya skirt mini yg menampakkan bahagian bwh paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yg terbuka hingga lengan tgn, terbuka bhgn dada sekaligus bhgn punggungnya, dan pelbagai fesyen lain yg serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sgt beraneka ragam, ada pakaian utk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian rasmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim sejuk dan lain-lain, tak ketinggalan seluar pendek separuh paha pun dia miliki. Fesyen dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicuba. Begitulah sesuatu yg sepertinya mustahil utk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.
Hingga suatu ketika, muncul idea utk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bhgn paling ketara saja yg tersisa utk ditutupi, iaitu kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yg sering disebut dgn “bikini”. Kerana semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzubillah bisikan syaitan berhasil, tujuannya “Menelanjangi Kaum Wanita” tercapai.
“Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yg melakukan itu semua, maka tanggunglah sendiri semua dosamu” kata syaitan, tidak ingin mengambil risiko.
Demikianlah halusnya cara yg digunakan syaitan, sehingga manusia terjerumus dlm dosa tanpa terasa. Selamatkan para wanita muslimah, jgn jerumuskan mereka ke dlm kebinasaan yg menyengsarakan, baik di dunia mahupun di akhirat.
Wallahu a’lam bisshawab.
Sumber idea dan buah fikiran: Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Thursyah.
5 Kelebihan Akhwat (Wanita) yang Dijadikan “Senjata” oleh Syaitan untuk Melemahkan Ikhwan (Lelaki)
Bismillahirrahmanirrahim…
Akhwat adalah sosok yang sangatlah unik. Berbeda. Dan memiliki keistimewaan tersendiri. Islam bahkan memandang akhwat adalah sosok yang sangat spesial dan bahkan memberikan satu surat dalam Al-Quran untuk akhwat. An-Nisa. Rasulullah pun berkata bahwa sosok yang harus kita cintai setelah Allah SWT dan Rasulullah adalah : Ibu, Ibu, Ibu, barulah Ayah. Itu menunjukkan apresiasi yang sangat tinggi yang diberikan oleh islam kepada Akhwat. (Tapi orang barat suka bilang kalo islam itu melecehkan wanita.. Nah lho.. Mereka tidak melihat fakta kali ye… hehehe)
Namun Akhi, Ukhti, akhwat seringkali dibuat sebagai senjata yang Maha Dahsyat oleh Syaitan Laknatullah untuk meluluhkan kehebatan iman seorang ikhwan. Ya, tidak dipungkiri, salah satu jalan utama syaitan untuk merasuk ke dalam dada seorang ikhwan adalah melalui akhwat itu tadi. Dalam sejarah, syaitan mengakui kepada Nabi Musa AS bahwa jalur utama syaitan dalam merasuk dan memperdaya manusia ada 3 : ketika Shalat, ketika marah, dan melalui akhwat.
Kali ini Insya Allah ane akan mengulas hasil rangkuman beberapa ulama mengenai kekuatan akhwat yang dijadikan senjata oleh syaitan untuk meluluhlantakkan hati seorang ikhwan. Tapi maaf sebelumnya, bukan bermaksud untuk memojokkan akhwat dan meninggikan ikhwan. Tapi hanya bermaksud untuk saling mengingatkan. Karena, kalau hanya salah satu antara ikhwan atau akhwat saja yang menjaga hatinya, maka syaitan akan tetap mudah untuk masuk. Tapi khan kalau kita sama-sama menjaga hati, Insya Allah akan lebih baik bagi kita semua. Betul betul betul ?
Karena ingat, ketika syaitan sudah tidak mampu menyesatkan kita dengan keburukan, maka dia akan menyesatkan kita dengan kebaikan. Faham khan? Syaitan tidak akan pernah rela jika kita sebagai manusia mampu melenggang mulus dan melakukan kebaikan tanpa dia ganggu. Naudzubillahi min dzalik.
Lantas apa kekuatan akhwat?
1. Air Mata.
Air mata akhwat adalah sesuatu yang seringkali digunakan syaitan untuk meluluhkan hati seorang ikhwan. Air mata jelas sekali mampu meluluhkan hati seorang ikhwan. Jangankan ikhwan biasa yang masih belajar tentang prinsip-prinsip kehidupan. Seorang Umar bin Khattab RA yang ketika itu masih kafir dan memegang teguh prinsipnya pun diluluhkan oleh tangis adiknya hingga masuk islam dan menjadi salah satu khalifah terkuat pada masa kejayaan islam di dunia. Masih ingat khan kisahnya..?
So, gimana? Buat akhwat, afwan, bisa lebih berhati-hati lagi dalam mengeluarkan air mata. Apalagi ketika sudah ada ikhwan yang bukan muhrim, ada di sekitar anti. Apalagi kalau si ikhwannya ada perasaan sama anti. Wah, gawat tuh. Bisa-bisa Syaitan terbahak dan bertepuk tangan karena kelakuan kita itu. Naudzubillahi min dzalik.
Menangis adalah muara dari perasaan. Jikalau terlalu senang, kita bisa menangis. Jikalau terlalu sedih pun demikian. Jikalau sangat marah, kita juga mengeluarkan bulir-bulir air mata. Dan itu semua fitrah. Hanya saja, ketika ada sesuatu yang tidak tepat pada tempatnya, baik tidak disengaja apalagi kalau sengaja, akan menjadi senjata yang kuat bagi syaitan laknatullah.
Buat ikhwan, lebih waspada lagi sama syaitan..! Salah satunya lewat akhwat ini. Coba aja bayangin, kalau ada akhwat memohon sesuatu ke kita, sampe mengeluarkan air mata. Gimana sikap kita? Itu yang harus kita manage dengan sebaik mungkin. Tentu dengan manajemen hati yang tepat.
2. Senyuman.
Senyuman akhwat itu salah satu yang sangat mudah dijadikan oleh syaitan dalam memperdaya ataupun melelehkan hati seorang ikhwan. Apalagi kalau si akhwat yang sudah punya satu fikroh. Tentu akan sangat meluluhkan hati seorang ikhwan.
Lantas bagaimana? Allah telah jelas dan tegas memerintahkan kita dalam surah An-Nur ayat ke 30 hingga ke 31. Ayatnya yang berbunyi : “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya…” dan ayat ke 31 juga yang berbunyi “Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya….” menunjukkan solusi yang seharusnya kita lakukan bersama. Para ikhwan maupun akhwat sudah selayaknya menjaga pandangan mereka.
Ustadz ane bilang, kalau kita berbicara dengan lawan jenis sebaiknya tidak melihat langsung kepada wajahnya. Lihatlah beberapa senti di sampingnya. Senyum akhwat kalau sudah tertangkap oleh mata seorang ikhwan, weish… Bisa bahaya tuh.
3. Tutur kata
Akhwat itu memiliki jenis suara yang berbeda dengan ikhwan. Jenis suara akhwat itu lebih lembut dan tinggi daripada ikhwan. Kalau ikhwan, lebih nge-bass dan lebih rendah. Ternyata itu juga dijadikan senjata oleh syaitan untuk memperdaya ikhwan. Apalagi kalau si akhwatnya itu juga pakai intonasi yang sengaja di’naik-turun’kan. Memberi nada centil. Wah, udah bahaya itu. Hati ikhwan bisa berdesir mendengarnya.
Lantas bagaimana lagi? Untuk akhwat, berbicaralah yang tegas! Tidak menimbulkan kesan yang manja atau gimanaaa gitu.. (ngerti khan? Hhe..) Berbicaralah dengan retorika yang tegas dan seperlunya saja. Rasulullah SAW juga memerintahkan kita untuk berbicara yang benar, atau diam! Benar khan?
Suara akhwat itu sangat dilindungi dan dihargai oleh Islam. Bahkan ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa nasyid akhwat itu tidak baik didengar oleh ikhwan. Karena, getaran suaranya itu besar kemungkinan dapat menimbulkan perasaan yang berbeda di hati ikhwan. Waduhh….
Ikhwan, jangan sok kasih perhatian. Jangan malah memancing akhwat untuk bersuara seperti yang dimaksudkan tadi. Ya, berhati-hatilah dalam mengolah hati. Berhati-hatilah dalam memberikan perhatian.
4. Berhias
Banyak perdebatan di sini. Tapi ternyata berbahaya juga lho. Salah satunya bagi akhwat yang memakai parfum atau wewangian. Rasulullah berkata bahwa barang siapa akhwat (wanita) yang memakai wewangian kemudian dia berjalan di depan seorang ikhwan (laki-laki) sehingga sang ikhwan mencium wewangian tersebut, maka sang akhwat dianggap pezina. Naudzubillahi min dzalik..
Yang masih jadi perdebatan itu tentang celak yang seringkali digunakan akhwat. Apakah itu termasuk berhias yang berlebihan? Menurut ustadz ane sih, katanya yang namanya celak itu pada umumnya pada zaman Rasulullah dipakai untuk ikhwan. Bukan akhwat. Adapun akhwat-akhwat muslimah yang memakai celak itu hanya bagi suami-suami mereka, ketika suami mereka baru pulang dari peperangan atau dari mencari nafkah bagi keluarga. Nah, kalau itu mah beda lagi. Kalau sama suami, Insya Allah halal. Malah jadi pahala bagi sang akhwat. Jadi, celak yang digunakan tersebut kurang pas kalau dipakai sama akhwat-akhwat di luar rumah. Apalagi kalau sengaja berniat berhias diri. Naudzubillahi min dzalik…
5. Kecerdasan
Nah, ini yang paling berbahaya atau paling sulit untuk dihindari. Akhwat yang cerdas seringkali dijadikan senjata yang sangat ampuh untuk meluluhkan hati seorang ikhwan. Seringkali ikhwan tidak melihat paras atau rupa dari si akhwat. Tapi kecerdasannya. Retorika berbicara serta bobot yang dia bicarakan. Apalagi kalau sudah satu fikrah, satu persepsi fikiran yang sama. Makanya, syaitan paling sering memakai kelebihan akhwat yang satu ini.
Jalan keluarnya bagaimana? Untuk keseluruhan, sebenarnya hanya ada dua intinya. Sang ikhwan harus menjaga diri serta hati mereka, dan sang akhwat juga demikian. Ketika diri telah dibersihkan dan hati telah disucikan, Insya Allah tidak syaitan juga akan kelelahan menggoda kita. Jangan lupa fasilitas istigfar yang diciptakan Allah untuk kita semua umat muslim. Selalu beristigfar setiap waktu. Ingat Allah setiap waktu.
Semoga dengan itu kita mampu menghindarkan diri dari godaan syaitan laknatullah. Insya Allah…
Nah, itu dia akhi, ukhti, rangkuman dari pendapat beberapa ulama mengenai akhwat dan ikhwan dan syaitan ketika telah berada di antaranya. Semoga bermanfaat ya..!
(muthia khairunnisa)
Sedih bila kuingat tengkaran itu
Membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu hilang canda tawamu
Tak ingin aku begini tak ingin begini
Sobat rangkaian masa yang tlah terlewat
Buat batinku menangis
Mungkin karena egoku mungkin karena egomu
Maaf aku buat begini maaf aku begini
Reff :
Bila ingat kembali janji persahabatan kita
Tak kan mau berpisah karena ini
Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah
Karena aku ingin tetap sahabatmu
Membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu hilang canda tawamu
Tak ingin aku begini tak ingin begini
Sobat rangkaian masa yang tlah terlewat
Buat batinku menangis
Mungkin karena egoku mungkin karena egomu
Maaf aku buat begini maaf aku begini
Reff :
Bila ingat kembali janji persahabatan kita
Tak kan mau berpisah karena ini
Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah
Karena aku ingin tetap sahabatmu
Renungan bagi yang Bertanya: Adakah yang Mencintaiku?
http://www.voa-islam.net/teenage/young-spirit
Pernahkah terbesit di hati kita satu ungkapan, “Adakah yang mencintaiku?” Sederhana memang kata yang terbentuk dari hanya lima huruf yaitu “CINTA” itu. Cerita atau kisahnya memang tiada akhir, tiada pernah ada ujung karena di dalam melihatnya dari perspektif yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tulisan ini bukanlah terlahir dari kata-kata Sang Pujangga, tetapi hanyalah perenungan sederhana dari kejadian yang tidak terduga. Dalam kesunyian hanya ada perangkat siar menjadi teman malam yang setia walaupun kutahu pasti ada keramaian diluar sana. Seringnya perasaan perpindahan dimensi waktu hadir dalam hidup dan semoga ini merupakan rahmat dari Allah untuk mengingatkan akan namanya “kematian” sebagai jembatan untuk bermuhasabah. Hanya sebuah pesan singkat yang mengetuk hati untuk mencoba bertanya akan hakekat cinta “Adakah yang mencintaiku?” “Ah memang sebuah pertanyaan bodoh!” Itulah sebuah komentar diakun facebook penulis ketika status ini ditulis.
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)” (Qs Al-Baqarah 165) .
Hupss.. Sudah siapkah kita untuk menyelami indah dan agungnya cinta?. Ijinkanlah diri Anda untuk membaca kembali ayat cinta ini, cobalah terbuka menerima semuanya dan pahami, renungkanlah!!!
Baiklah mari kita urai rasa cinta itu pada sesama manusia, yang pertama adalah orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk kita yaitu “Orang tua kita”. Subhanallah sungguh mulianya cinta orangtua bila dapat menjadikan anak-anaknya menjaga fitrahnya, sabda Rasulullah :
“Tiap-tiap anak dilahirkan berkeadaan fitrah (suci bersih), maka kedua-dua ibu bapanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR Bukhari).
Kemudian kita coba bahas secara ringkas juga arti dari teman atau sahabat. Semoga dengan adanya ayat berikut ini bisa menjadi peringatan kita dalam mengambil dan mengartikan “teman”. Adalah Ia yang mengajak kepada kesabaran dan kebenaran yang bisa dijadikan sebagai pendamping dalam hidup serta berhak mendapatkan gelar “teman”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” (Ali Imran 118).
Sungguh hanyalah pada orang yang beriman ditananmkan pada hati mereka rasa kasih sayang itu, bukanlah kasih sayang yang semu tetapi yang menebarkan “Salaamun-alaikum”!!!
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-An’am 54).
Di akhir tulisan ini satu ayat yang menerangkan akan arti hakikat cinta ditujukan kepada “hati” yang merindukan cinta suci tidak ternodai yang akan mengantarkan satu kesatuan cinta terintegral di dalam kehidupan kita entah itu cinta kepada keluarga, pasangan hidup kita, teman atau sahabat kita serta mahluk disemesta alam. Semoga pertanyaan ini terjawab “Masih adakah yang mencintaiku?”
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (Al-Hujurat 7). [Fauzan Imtihan]
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000926307340
Pernahkah terbesit di hati kita satu ungkapan, “Adakah yang mencintaiku?” Sederhana memang kata yang terbentuk dari hanya lima huruf yaitu “CINTA” itu. Cerita atau kisahnya memang tiada akhir, tiada pernah ada ujung karena di dalam melihatnya dari perspektif yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tulisan ini bukanlah terlahir dari kata-kata Sang Pujangga, tetapi hanyalah perenungan sederhana dari kejadian yang tidak terduga. Dalam kesunyian hanya ada perangkat siar menjadi teman malam yang setia walaupun kutahu pasti ada keramaian diluar sana. Seringnya perasaan perpindahan dimensi waktu hadir dalam hidup dan semoga ini merupakan rahmat dari Allah untuk mengingatkan akan namanya “kematian” sebagai jembatan untuk bermuhasabah. Hanya sebuah pesan singkat yang mengetuk hati untuk mencoba bertanya akan hakekat cinta “Adakah yang mencintaiku?” “Ah memang sebuah pertanyaan bodoh!” Itulah sebuah komentar diakun facebook penulis ketika status ini ditulis.
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)” (Qs Al-Baqarah 165) .
Hupss.. Sudah siapkah kita untuk menyelami indah dan agungnya cinta?. Ijinkanlah diri Anda untuk membaca kembali ayat cinta ini, cobalah terbuka menerima semuanya dan pahami, renungkanlah!!!
Baiklah mari kita urai rasa cinta itu pada sesama manusia, yang pertama adalah orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk kita yaitu “Orang tua kita”. Subhanallah sungguh mulianya cinta orangtua bila dapat menjadikan anak-anaknya menjaga fitrahnya, sabda Rasulullah :
“Tiap-tiap anak dilahirkan berkeadaan fitrah (suci bersih), maka kedua-dua ibu bapanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR Bukhari).
Kemudian kita coba bahas secara ringkas juga arti dari teman atau sahabat. Semoga dengan adanya ayat berikut ini bisa menjadi peringatan kita dalam mengambil dan mengartikan “teman”. Adalah Ia yang mengajak kepada kesabaran dan kebenaran yang bisa dijadikan sebagai pendamping dalam hidup serta berhak mendapatkan gelar “teman”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” (Ali Imran 118).
Sungguh hanyalah pada orang yang beriman ditananmkan pada hati mereka rasa kasih sayang itu, bukanlah kasih sayang yang semu tetapi yang menebarkan “Salaamun-alaikum”!!!
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-An’am 54).
Di akhir tulisan ini satu ayat yang menerangkan akan arti hakikat cinta ditujukan kepada “hati” yang merindukan cinta suci tidak ternodai yang akan mengantarkan satu kesatuan cinta terintegral di dalam kehidupan kita entah itu cinta kepada keluarga, pasangan hidup kita, teman atau sahabat kita serta mahluk disemesta alam. Semoga pertanyaan ini terjawab “Masih adakah yang mencintaiku?”
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (Al-Hujurat 7). [Fauzan Imtihan]
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000926307340
~Sendiri Menyepi~
Album : Muhasabah Cinta
Munsyid : Edcoustic http://liriknasyid.com
Sendiri MenyepiMunsyid : Edcoustic http://liriknasyid.com
Sendiri Menyepi..
Tenggelam dalam renungan
Ada apa aku seakan kujauh dari ketenangan
perlahan kucari, mengapa diriku hampa…
mungkin ada salah, mungkin ku tersesat,
mungkin dan mungkin lagi…
Oh Tuhan aku merasa
sendiri menyepi
ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
benderang di hidupku..
Perlahan kucari, mengapa diriku hampa
mungkin ada salah mungkin ku tersesat,
mungkin dan mungkin lagi
Oh Tuhan aku merasa..
sendiri menyepi…
Ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
Oh Tuhan aku merasaaaaaaaa……
seeeeendiri….aku merasa sendiri..
sampai kapan begini
resah tiada bertepi…Ooohh..
Kuingin cahyaMu
benderang di hidupku..
Untukmu Wahai Para Muslimah
Kriiiing, kriiiiing, kriiiiing…
Pak pos lewat tepat di depan sekumpulan akhwat yang sedang LIQO’ (ngaji), tiba-tiba Pak pos menghampiri mereka “assalamu’alaikum”, “waa’alikumussalam”, jawab akhwat serempak. “afwan, ukhti… ini ada surat untuk mujahidah”, kata pak pos. “ooooh… syukron pak”. “ya.. afwan”, jawab Pak pos singkat, sesingkat beliau mampir ke tempat itu. “assalamu’alaikum” pamit Pak pos. “wa’alaikum salam” jawab jilbaber serempak. Tak sabaran merekapun membuka surat yang baru saja diterimanya.
Bereweeeek, sebuah amplop berwarna pink disobek, lalu seorang murobbiyahpun membacanya, dan mutarobbbiyah khusyu mendengarkannya “assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh“, seuntai kata dari surat itu mulai dibaca. “wa’alaikum salam warahmatullahi wabaraktuhu”, jawab jilbaber lagi-lagi kompak. “ukhti… yang dinantikan syurga“ satu persatu murobbiyah mulai mengalirkan kata-kata surat yang di bacanya.
Ukhti… Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya digunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang, atau mungkin kerudung besarmu hanya dijadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan dijadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan dikagumi oleh banyak ikhwan.
Ukhti… tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manismu.
Ukhti… lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu.
Ukhti… lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa seklaipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti… Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu dilewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujudmu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu diselimuti dengan tebalnya selimut setan dan dininabobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.
Ukhti… Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat.
Ukhti… cantiknya wajahmumu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya dijadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu.
Ukhti… tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu.
Ukhti… tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujhaid-mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya baerjihad yang dilakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan.
Ukhti… lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprilaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam.
Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang kholikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba?
Ukhti… Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keleuargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di atas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu.
Ukhti… rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terlihat kosong dan menghawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum diberi rizki sepelit itu.
Ukhti… rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk dilaksankan tapi, semangat ruhani tanpa disadari turun drastis, puasa yaumulbithpun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyahpun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.
Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi … antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.
Ukhti… rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu.
Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah antum senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?
Ukhti…dirimu bagaikan sekuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu disia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu?
Ukhti… masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu.
Ukhti… Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu. maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu.
Ukhti… muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlak busukmu dilupakan, kenapa muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik?
Ukhti…pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu inging mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah.
Ukhti… apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu 0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah.
Ukhti… apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar.
la Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi disama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain.
Ukhti… dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu didamba-dambakan oleh semua orang?
Mudah-mudahan bermanfaat……..(Amin)
Yulianna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar