saya adalah seorang akhwat yang bisa di kenal dekat dengan orang lain tapi di berbagai kesempatan saya lah yang harus siap sendiri melupakan kenangan" indah dan berubah menjadi permusuhan itu karena saya sendiri TIDAK MAMPU MENYIKAPI MASALAH,dari masalah" itu berubah seketika menjadi dendam dan ketakutan bisa di bilang saya mengalami depresi setelah mengalami masalah terkadang lari dari masalah bodohkan saya ..
dari sekian banyak orang memang saya di bilang orang yang trkenal egois apa yang saya ingin kan harus tercapai tanpa harus memikirkan orang lain
Kamis, 05 Juli 2012
Rabu, 04 Juli 2012
MEMBUKA dunia,MENYINGKAP rahasianya..
Zaman sekarang ini, pacaran menjadi
suatu fenomena penting bagi kaula muda. Persoalan yang di bicarakan
tidak jauh berhubungan dengan hal hal yang berbau cinta. Status jaringan
sosial pun tidak letih menerima curhatan tentang si do’i. Ketemu teman
khusus buat curhat masalah hati. Mungkin fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, dan film. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.
Sebenarnya jika ditanya untuk apa pacaran? Kira-kira tahu engga atau ada yang bisa memberikan jawaban yang pasti kenapa harus punya pacar, dan buat apa pacaran.
Seharusnya Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.
Zaman milenium ini banyak
yang mulai salah mengartikan proses perkenalan, bagaimana menjalaninya
dan untuk apa tujuannya. Sehingga tidak sedikit pasangan yang “salah
berbuat” dan merugikan banyak orang. Karna sudah sangat sering dibahas
jika seorang wanita yang sudah mulai mengalamai menarche (haid pertama)
dan seorang lelaki yang sudah mendapatkan mimpi basah maka dorongan
seksual sudah semakin besar, misalkan ketertarikan terhadap lawan jenis
dan keinginan untuk selalu berdekatan dan ingin disayang.
Bagaimana kejadiannya jika
seorang wanita dan lelaki dewasa menjalin hubungan dengan dalih
berpacaran?Pertama rasanya memang nikmat, hati berbunga-bunga, yang diinget cuma do’i, pengen selalu berdua, mau makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi jatuh cinta itu rela mengorbankan apa saja demi cinta, rela melakukan apa saja demi cinta, semua dilakukan agar do’i tambah cinta. Sampai akhirnya, Cinta pun tidak
seindah yg diharapkan, menagis saat disakiti, galau saat di khianati,
minum baygon saat diputusin, dukun bertindak saat cinta di tolak. bahkan terkadang mereka yg menyatakan dirinya pacaran, sampai mengalami hal yg seharusnya masih diluar batasan mereka.
Bayangkan, disaat mereka harus mencabut hak seorang manusia untuk lahir
dan memanggilnya “ibu” saat dia besar. Tidak sedikit lho berita yang
menyajikan fenomena lahirnya anak diluar nikah dan besarnya tingkat
aborsi pertahun.
Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam sebagaimana sabda
Rasulullah SAW : “Apabila seorang di antara kamu meminang seorang
wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka
lihatlah.” (HR Ahmad dan Abu Daud).Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at. Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: “Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya.” Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: “Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati.”
Nah, sekarang kembali kepada diri masing-masing. Bagaimana kita dapat mengartikan arti proses pengenalan itu sendiri. Memilah baik dan buruk untuk kepentingan kita sebagai seorang insan yang mempunyai hak dan kewajiban terhadap agama. Pada hakikatnya semua telah di atur oleh Allah SWT. Manusia hanya diperintahkan berusaha untuk mendapatkan jodoh yang baik untuk hidupnya. Tercantum dalam Al Qur’an: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).”
Seharusnya peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan.
Risda Andalia / 410805324
Tugas kelompok
20:30 Diposkan oleh Areloe Sii rEzpectOr
Tips Pacaran Ala Islami.
Pacaran dikalangan anak muda jaman sekarang sudah banyak yang tidak
sehat, mereka yang menjalin hubungan pacaran sudah melampaui norma-norma
agama. padahal di dalam agama islam dilarang untuk melakukan hal-hal
yang menyimpang dari ajaran islam. Tapi agama islam tidak melarang untuk
pacaran beda agama .Tapi namanya anak muda, masih terbawa oleh ego dan nafsu,,heee…..
Tips Cinta kali ini adalah Tips pacaran menurut islam agar tidak teradi hal-hal yang menyalahi perintah allah swt. berikut Tips Pacaran Ala Islami:
1. Jangan berduaan dengan pacar di tempat sepi, kecuali ditemani mahram dari sang wanita (jadi bertiga) “Janganlah
seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali
bersama mahromnya…”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341, Lihat Mausu’ah Al
Manahi Asy Syari’ah 2/102] “Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang perempuan melainkan setan yang ketiganya“ (HSR.Tirmidzi)
2. Jangan pergi dengan pacar lebih dari sehari semalam kecuali si wanita ditemani mahramnya.“Tidak
halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk
bepergian sehari semalam tidak bersama mahromnya.” [HR Bukhori: 1088,
Muslim 1339]
3. Jangan berjalan-jalan dengan pacar ke tempat yang jauh kecuali si wanita ditemani mahramnya. “…..jangan bepergian dengan wanita kecuali bersama mahromnya….”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341]
4. Jangan
bersentuhan dengan pacar, jangan berpelukan, jangan meraba, jangan
mencium, bahkan berjabat tangan juga tidak boleh, apalagi yang lebih
dari sekedar jabat tangan. “Seandainya
kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari
pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat
Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad:
1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226). Bersabda
Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam: “Sesungguhnya saya tidak
berjabat tangan dengan wanita.” [HR Malik 2/982, Nasa’i 7/149, Tirmidzi
1597, Ibnu Majah 2874, ahmad 6/357, dll]
5. Jangan memandang aurat pacar, masing-masing harus memakai pakaian yang menutupi auratnya. “Katakanlah
kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan
pandangannya dan menjaga kemaluannya..” (Al Qur’an Surat An Nur ayat 30). “…zina kedua matanya adalah memandang….” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)
6. Jangan membicarakan/melakukan hal-hal yang membuat terjerumus kedalam zina. “Dan
janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek” (Al Qur’an Surat Al Isra
32). “Kedua tangan berzina dan
zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina dan zinanya adalah melangkah,
dan mulut berzina dan zinanya adalah mencium.” (H.R. Muslim dan Abu
Dawud)
7. Jangan menunda-nunda menikah jika sudah saling merasa cocok. “Wahai
para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah,
maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih
membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka
hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”.
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i,
Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).. “Yang
paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan
kemaluan.” (H.R. Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih.)
WARNING:
Sebenarnya banyak
ulama dan ustadz yang mengharamkan pacaran, misalnya saja ustadz
Muhammad Umar as Sewed. jadi sebaiknya segera menikahlah dan jangan
berpacaran…
sebuah syair mengatakan:
kadang peristiwa besar bermula dari hal-hal kecil
permulaannya memandang, lalu tersenyum,
kemudian menyapa, lalu mengobrol, lantas janjian, kemudian berkencan,
dan akhirnya berzina.
Bagi yang sudah terlanjur berbuat dosa maka
bertaubatlah dan jangan putus asa, Allah pasti mengampuni hambanya yang
bertaubat dan memohon ampun…
Semoga Tips Pacaran Ala Islami bermanfaat dan kita bisa melakukan pacaran secara islami agar selamat dunia akhrat. AMIN.
Rabu, 20 Juni 2012
renungan kepompong
Next ›
Seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.
Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu- kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita- cita dan harapan yang kita mintakan.
Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang”. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan maha Penyayang.
Kita memohon Kekuatan… Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.
Kita memohon kebijakan… Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan Hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
Kita memohon kemakmuran… Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
Kita memohon Keteguhan Hati… Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
Kita memohon Cinta…Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita Memohon kemurahan/kebaikan hati…Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.
Begitulah cara Tuhan membimbing Kita. Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang…berusaha…dan berserah diri… semua yang terjadi adalah atas kehendakNya dan dalam rencanaNya
shareshare
May15
Renungan si kepompong
Seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.
Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu- kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita- cita dan harapan yang kita mintakan.
Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang”. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan maha Penyayang.
Kita memohon Kekuatan… Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.
Kita memohon kebijakan… Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan Hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
Kita memohon kemakmuran… Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
Kita memohon Keteguhan Hati… Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
Kita memohon Cinta…Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita Memohon kemurahan/kebaikan hati…Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.
Begitulah cara Tuhan membimbing Kita. Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang…berusaha…dan berserah diri… semua yang terjadi adalah atas kehendakNya dan dalam rencanaNya
shareshare
Jumat, 08 Juni 2012
d'javu
Déjà vu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
|
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Menurut para pakar, setidaknya 70% penduduk bumi pernah mengalami fenomena ini. Hampir semua dari kita pernah mengalami apa yang dinamakan deja vu: sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, atau sebuah acara TV yang sedang ditonton.
Lebih anehnya lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara rinci. Yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.
Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau. Bagaimana penjelasan ilmu psikologi sendiri?
Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif yang berhubungan dengan sex
Pada awalnya anda membaca text ini :p , beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.
Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.
Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.
Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.
Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium
Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.
Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.
LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis. Hipnotis inilah yang disebut fachminisme. Dikutip dari : http://www.indospiritual.com/artikel_misteri-deja-vu.html
Minggu, 27 Mei 2012
Akhwat Menggugat!
"kuper
banget sih ni cewek, gak bisa jadi orang modern, gak gaul ..!" seberapa
sering kita dengar statemen ini? Atau mungkin kita juga pernah dengar
kata-kata kasar seperti "sok suci", "sok alim" atau "sok jual mahal"
atau kata-kata lain yang masih sesaudara dengan kata-kata tersebut. Kita
pasti tau alasan sebagian laki-laki mengatakan hal tersebut kepada
perempuan. Karena sang perempuan tidak mau diajak jalan bareng, atau
hanya karena sang perempuan nunduk jika ketemu laki-laki di jalan.
Sungguh
kata-kata yang menyakitkan untuk seorang perempuan yang berkepribadian
lembut. Apalagi jika dikatakan dihadapannya langsung, entah berapa
banyak perempuan harus menangis karena statemen semacam ini, menjadi
bingung untuk bersikap dan kemudian timbullah sekelumit pertanyaan.
Salah ga' sih jika kita sebagai perempuan menjaga pergaulan kita,
menjaga pandangan kita, menjaga harga diri kita? Apa kita harus
bermetamorfosis menjadi perempuan yang katanya modern dan gaul biar ga'
dikatain kuper? Ada ga' sih yang ngebela kita? Dan masih banyak lagi
rentetan pertanyaan yang akhirnya memenuhi rongga otak.
Dalam al-Qur'an surat an-Nuur ayat 31 dijelaskan:
"katakankalah kepada perempuan yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya…..".
Sobat, coba kita telaah lagi ayat di atas, Allah mengajarkan kita untuk menjaga "pandangan". Hanya sekedar memandang saja tidak boleh, apalagi jika ditambah dengan nongkrong dan jalan bareng yang tidak ada tujuan yang jelas? Berapa kali pandang yang terjadi? Dan jangan-jangan pakai nafsu lagi, na'udzu billah kalau sampai menjerumuskan kita ke dalam hal-hal lain yang juga dilarang dalam agama. Lagipula, kalo kita pikir-pikir, apa sih manfaatnya nongkrong dan jalan-jalan ga' karuan? Cuma habis-habisin uang dan waktu saja. Padahal kalo kita isi dengan aktivitas lain seperti mengikuti kajian atau mebaca buku yang bermanfaat setidaknya agara bisa jadi tambahan ilmu buat kita. Ya paling tidak, bisa menjadi khazanah pengetahuan kita. Jadi salah ga' sih kalo kita jaga pandangan dan pergaulan kita? Tapi bukan berarti kita harus menutup diri dari pergaulan dan hanya nyingkuk di pojokan kamar saja. Karena tugas kita adalah "menjaga diri" dan bukan "menutup diri". Tidak ada larangan bagi kita untuk berbicara dengan lawan jenis jika ada keperluan dan kepentingan seperti konsolidasi kerja dalam organisasi atau dalam hal belajar mengajar, tapi dengan catatan sebisa mungkin kita bersikap biasa tanpa menunjukkan sikap yang dibuat-buat dan manja, dalam surat al-ahzab ayat 32 disebutkan:
"…..maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik".
Maksud dari tunduk dalam ayat di atas adalah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang untuk bertindak yang tidak baik terhadap dirinya. Oleh karena itu, kita harus menjaga suara kita ketika berbicara dengan lawan jenis, jangan sampai terkesan manja di depan mereka tapi jangan pula terlalu kasar sampai disebut judes, yang wajar-wajar saja dan jangan dibuat-buat. Dan yang tak boleh dilupakan, sebisa mungkin jauhi untuk bertemu hanya berduaan saja karena ditakutkan ada setan yang tabiatnya suka nimbrung, tiba-tiba hadir di tengah-tengah kalian. Lebih baik jangan ambil resiko untuk berteman dengan setan.
Sejatinya, Islam dengan syariatnya tidak pernah melarang manusia untuk menjauh dari pergaulan yang ada. Namun hanya menyekat dan memberikan batasan-batasan yang benar dalam bergaul. Pemberian batasan itupun bukan tanpa alasan, tapi sangat mendukung untuk terciptanya insani yang kaffah dalam beragama. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa hidup sendiri. Semua memerlukan teman atau orang lain untuk melengkapi kehidupannya, karena keinginan untuk saling mengenal satu sama lain itu adalah kodrati termasuk keinginan untuk saling mengenal antar lain jenis. Berbagai adat kebiasaan yang berbeda-beda di antara manusia, bisa menyebabakan terjadinya hubungan saling melengkapi.
Al-Qur'an telah jelas menggambarkan:
"hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dupaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (al-Hujurat : 13).
Perlu diingat bahwa dalam ayat di atas disebutkan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Jadi, kita memang boleh untuk saling mengenal dan bergaul satu sama lain, akan tetapi taqwa tetap harus menjadi landasan utama pergaulan jika kita menginginkan dan merindukan untuk menjadi perempuan yang kaffah dalam islam.
Jika ada yang mengatakan bahwa aturan semacam ini adalah aturan orang kuper, maka dia salah besar dan mungkin justru dialah orang yang kuper. Istilah kuper adalah julukan buat orang yang cenderung introvert alias tertutup kepribadiannya, yang tidak pernah nyambung kalau diajak ngobrol dan terkadang tulalit. Sedangkan aturan bergaul kita tidak separah yang dilakukan oleh orang kuper. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kita hanya "menjaga diri" dalam bergaul agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang negative dan bukan "menutup diri". Syariat dari zaman dulu sampai zaman sekarang yang katanya modern tetaplah sama tidak pernah berubah. Syariat itu peka zaman sobat. Bukankah hal yang peka zaman itu lebih disukai dari pada yang peka hanya di suatu zaman saja yang nantinya bakal disebut kuno pada zaman selanjutnya? Jadi kata siapa para akhwat yang menjaga syariatnya dikatakan tidak modern dan ketinggalan zaman? justru mereka tak pernah ketinggalan zaman walau sampai zaman modern habis nantinya. Maka yang pantas dikatakan kuper adalah mereka yang tidak tahu bahwa mode yang bagus adalah yang tak habis dimakan zaman alias peka zaman yaitu syariat islam.
Sobat, jangan pernah lagi menangis jika ada yang mengatakan seperti kata-kata di atas. Jangan pernah gentar menegakkan syariat islam karena kita memiliki pembela yang lebih hebat dari siapapun, siapa lagi kalau bukan Tuhan kita tercinta Allah Ta'ala. Jika ada yang mengatakan padamu "sok suci" jangan bersedih, karena insya Allah kau bukan hanya sok suci, tapi kau memang benar-benar suci dan terbebas dari kotoran dunia. Jika ada yang mengatakan bahwa dirimu "sok alim" jangan menangis, karena insya Allah kau memang lebih tau dan lebih alim tentang agama dari pada mereka yang hanya mengikuti tren masa kini (dunia) dan tertinggal dari tren masa depan (akhirat) yang lebih kekal. Jika ada yang berkata kepada dirimu "sok jual mahal" be happy, karena insya Allah kau memang tercipta sebagai perempuan yang mahal, kau adalah perempuan yang eksklusif dan excelen yang tidak ditemukan di pinggir jalan seperti perempuan lain pada umumnya. Tapi bukan berarti kau boleh sombong dengan predikat-predikat yang kau dapatkan, karena tetap yang boleh sombong adalah Cuma Allah saja karena Cuma Dia yang Perfect. Waalhu’alam.
shamil basayev
sepenggal Cerita Asy Syahid Shamil Basayev
Shamil
Basayev dilahirkan pada tahun 1965 di pegunungan Vedensky, saat masih
menjadi daerah kecamatan Checnya-Ingush ASSR. Setelah pulang dari
tentara beliau bersekolah di Institut Pertanian Moskow, namun berhenti
pada tahun ajaran kedua, karena performa akademis kurang baik. Namanya
mulai dikenal di Checnya pada musim gugur tahun 1991, saat itu Rusia
menyatakan keadaan darurat Republik dan melakukan pengiriman pasukan
pada masa awal peperangan di Rusia. Kemudian sebagai tanda protes
terhadap tindakan-tindakan Moskow, tiga orang Checnya melakukan
pembajakan pesawat terbang penumpang Rusia ke Turki. Salah satu dari
ketiga pembajak pesawat tersebut akhirnya diketahui sebagai Shamil
Basayev.
Setelah awal perang di Abkhazia, Basayev menjadi kelompok relawan awal Checnya yang ikut ambil bagian dalam konfrontasi bersenjata dengan tentara Georgia. Pada tahun 1993 Basayev menjadi kepala komandan pasukan konfederasi rakyat Kaukasus dan menjadi wakil menteri pertahanan Abkhazia. Setelah kembali ke Checnya beliau diangkat menjadi komandan pengintaian dan sabotase angkatan bersenjata batalyon ChRI yang biasa disebut "Abkhazian batalyon".
Saat pecah perang di wilayah Checnya pada tahun 1994, Jokhar Dudayev mengangkat Shamil Basayev sebagai komandan pendamping. Pada bulan Juni 1995, Basayev berhasil menguasai kota Budennovsk di Teritori Stavropol, Rusia Selatan. Basayev berhasil menyandera banyak tentara Rusia, dalam pertukaran para sandera, Basayev menuntut penghentian aksi militer di Checnya dan membuka negosiasi antara Moskow dan para pemimpin ChRI. Tindakan militer berhasil dihentikan selama beberapa bulan. Pada bulan Agustus 1996, unit gerilya dibawah pimpinan Maskhadov, Basayev, Gelayev dan sejumlah komandan lainnya berhasil mengambil alih kota Grozny, yang kemudian dilanjutkan dengan penandatangan yang disebut Khasavyurt Accords dan berakhirlah masa perang pertama di bumi Checnya.
Pada
tahun 1997, Shamil Basayev ditunjuk sebagai wakil perdana menteri
pemerintah ChRI (Checen Republic of Ichkeria) dan kemudian bertindak
sebagai kepala pemerintah Ichkeria. Pada awal Juli 1998, ia mengundurkan
diri.
Setelah masa perang kedua di Checnya dimulai, Basayev ditunjuk kembali sebagai salah satu komandan Front. Karena dia meninggalkan Grozny maka kota itu kembali di kepung pasukan Rusia. Pada musim dingin tahun 2000, Basayev terkena ledakan ranjau darat, salah satu kakinya harus diamputasi, namun hal tersebut sama sekali tidak menyurutkan Jihadnya. Beberapa kali militer Rusia melaporkan kematiannya, namun setiap laporan Rusia tentang kematian beliau ternyata hanya kebohongan belaka.
Pada
bulan Juni 2004 unit gerilya yang dipimpin Shamil Basayev melakukan
serangan pada sejumlah sasaran militer dan polisi Rusia di republik
Ingushetia. Ia juga bertanggung jawab atas operasi-operasi di Ossetia
Utara di Kota Beslan tahun 2004, sebuah serangan besar yang beritanya
mengguncang dunia. Beliau juga memimpin serangan di Nalchik, ibukota
Kabardino-Balkaria, pada Oktober 2005.
Shamil Basayev menerima penghargaan tertinggi ChRI, walaupun bukan itu yang beliau inginkan, penghargaan itu adalah "K'oman Siy" (kehormatan bangsa) dan "K'oman Turpal" (pahlawan bangsa). Beliau diberi gelar Jenderal Divisi Ichkeria.
Pada tahun 2006 akhirnya beliau Syahid dalam sebuah kecelakaan ledakan di Ingushetia.
Andrey Babitsky dari Radio Liberty menyebut Shamil Basayev sebagai "Salah satu orang yang benar-benar mewujudkan perlawanan", tidak ada orang yang seperti dia setelah Jokhar Dudayev. Keduanya adalah orang-orang besar dalam kancah Jihad di bumi Checnya.[muslimdaily.net/zack faishal]
Bagi anda yang ingin menambah kisah tentang Shamil Basayev atau mengkoreksi artikel ini kirimkan artikel anda ke : redaksi@muslimdaily.net
Setelah awal perang di Abkhazia, Basayev menjadi kelompok relawan awal Checnya yang ikut ambil bagian dalam konfrontasi bersenjata dengan tentara Georgia. Pada tahun 1993 Basayev menjadi kepala komandan pasukan konfederasi rakyat Kaukasus dan menjadi wakil menteri pertahanan Abkhazia. Setelah kembali ke Checnya beliau diangkat menjadi komandan pengintaian dan sabotase angkatan bersenjata batalyon ChRI yang biasa disebut "Abkhazian batalyon".
|
Saat pecah perang di wilayah Checnya pada tahun 1994, Jokhar Dudayev mengangkat Shamil Basayev sebagai komandan pendamping. Pada bulan Juni 1995, Basayev berhasil menguasai kota Budennovsk di Teritori Stavropol, Rusia Selatan. Basayev berhasil menyandera banyak tentara Rusia, dalam pertukaran para sandera, Basayev menuntut penghentian aksi militer di Checnya dan membuka negosiasi antara Moskow dan para pemimpin ChRI. Tindakan militer berhasil dihentikan selama beberapa bulan. Pada bulan Agustus 1996, unit gerilya dibawah pimpinan Maskhadov, Basayev, Gelayev dan sejumlah komandan lainnya berhasil mengambil alih kota Grozny, yang kemudian dilanjutkan dengan penandatangan yang disebut Khasavyurt Accords dan berakhirlah masa perang pertama di bumi Checnya.
Setelah masa perang kedua di Checnya dimulai, Basayev ditunjuk kembali sebagai salah satu komandan Front. Karena dia meninggalkan Grozny maka kota itu kembali di kepung pasukan Rusia. Pada musim dingin tahun 2000, Basayev terkena ledakan ranjau darat, salah satu kakinya harus diamputasi, namun hal tersebut sama sekali tidak menyurutkan Jihadnya. Beberapa kali militer Rusia melaporkan kematiannya, namun setiap laporan Rusia tentang kematian beliau ternyata hanya kebohongan belaka.
|
|
|
|
Shamil Basayev menerima penghargaan tertinggi ChRI, walaupun bukan itu yang beliau inginkan, penghargaan itu adalah "K'oman Siy" (kehormatan bangsa) dan "K'oman Turpal" (pahlawan bangsa). Beliau diberi gelar Jenderal Divisi Ichkeria.
Pada tahun 2006 akhirnya beliau Syahid dalam sebuah kecelakaan ledakan di Ingushetia.
Andrey Babitsky dari Radio Liberty menyebut Shamil Basayev sebagai "Salah satu orang yang benar-benar mewujudkan perlawanan", tidak ada orang yang seperti dia setelah Jokhar Dudayev. Keduanya adalah orang-orang besar dalam kancah Jihad di bumi Checnya.[muslimdaily.net/zack faishal]
Bagi anda yang ingin menambah kisah tentang Shamil Basayev atau mengkoreksi artikel ini kirimkan artikel anda ke : redaksi@muslimdaily.net
Top View
Latest Post
Advertising
.: arti nama KHANSA :.
sehubungan dengan banyaknya search mengenai nama KHANSA, maka dengan ini kami .. yee ko kaya surat dinas aja ya..dasarr umiiii.. cooling down dulu dong..peacejadi ceritanya gini, sebenarnya nama KHANSA itu idenya umi, kalau abi pengennya namanya MARYAM, tapi brubung udah ada temen kantor umi (pak amir) nama anaknya maryam jadi g jadi deh, anak pertama juga, ntar kembaran, tapi sebenernya gpp jg sih cuma kita aja yang ngerasa g enak
akhirnya kita memutuskan untuk memberi nama KHANSA, waktu itu cari2 di buku dan ada nama seorang sahabat rosulullah AL KHANSA binti AMRU, ibu para SYUHADA, seorang penyair handal di zamannya, wanita yang tangguh yang melahirkan para syuhada, KHANSA bisa juga diartikan gadis yang berhidung mancung (padahal KHANSAnya umi pesek lho , ada juga yang bilang pemimpin wanita, wallahu’alam
kata keduanya adalah KHAIRUNNISA yang artinya sebaik-baik wanita
harapan dan doa kami sebagai orang tuanya, kelak putri kami KHANSA KHAIRUNNISA menjadi seperti shahabiyah, menjadi sebaik2nya wanita yang tangguh, wanita yang kuat memegang prinsip di atas jalan yang lurus, amin.
berikut ini sedikit cerita mengenai AL KHANSA binti AMRU, ibu para SYUHADA, yang juga merupakan sahabat Rosululloh-shahabiyah, semoga kita bisa mengambil teladan dari beliau.
Al-Khansa terlahir pada zaman jahiliyah dan tumbuh besar di tengah suku bangsa Arab yang mulia, yaitu Bani Mudhar. Sehingga banyak sifat mulia yang terdapat dalam diri Al-Khansa. la adalah seorang yang fasih, mulia, murah hati, tenang, pemberani, tegas, tidak kenal pura-pura, suka terus terang. Dan selain keutamaan itu, ia pun pandai bersyair. la terkenal dengan syair-syairnya yang berisi kenangan kepada orang-orang yang dikasihinya yang telah tiada mendahuluin ke alam baka. Terutama kepada kedua saudara lelakinya, yaitu Mu’awiyah dan Sakhr yang telah meninggal dunia.
Diriwayatkan bahwa ketika Adi bin Hatim dan saudarinya, Safanah binti Hatim datang ke Madinah dan menghadap Rasulullah SAW, maka berkata,
Ya Rasuluilah, dalam golongan kami ada orang yang paling pandai dalam bersyair dan orang yang paling pemurah hati, dan orang yang paling pandai berkuda.
” Rasuluilah SAW bersabda, ‘Siapakah mereka itu. Sebutkaniah namanya.’
Adi menjawab, ‘Adapun yang paling pandai bersyair adalah Umru’ul Qais bin Hujr, dan orang yang paling pemurah hati adalah Hatim Ath-Tha’i, ayahku. Dan yang paling pandai berkuda adalah Amru bin Ma’dikariba.’
Rasuluilah SAW menukas, “Apa yang telah engkau katakan itu salah, wahai Adi. Orang yang paling pandai bersyair adalah Al-Khansa binti Amru, dan orang yang paling murah hati adalah Muhammad Rasulullah, dan orang yang paling pandai berkuda adalah Ali bin Abi Thaiib.’
Jarir ra. pernah ditanya, Siapakah yang paling pandai bersyair? Jarir ra. menjawab, ‘Kalau tidak ada Al-Khansa tentu aku.’ Al-Khansa sangat sering bersyair tentang kedua saudaranya, sehingga hal itu pernah ditegur olah Umar bin Khattab ra.
Umar ra. pernah bertanya kepada Khansa, ‘Mengapa matamu bengkak-bengkak?’
Khansa menjawab, ‘Karena aku terialu banyak menangis atas pejuang-pejuang Mudhar yang terdahulu.”
Umar berkata, ‘Wahai Khansa, Mereka semua ahli neraka.’
Sahut Khansa, ‘Justru itulah yang membuat aku lebih kecewa dan sedih lagi. Dahulu aku menangisi Sakhr atlas kehidupannya, sekarang aku menangisinya karena ia adalah ahli neraka.’
Al-Khansa menikah dengan Rawahah bin Abdul Aziz As Sulami. Dari pernikahan itu ia mendapatkan empat orang anak lelaki. Dan melialui pembinaan dan pendidikan tangan-tangannya, keempat anak lelakinya ini telah menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal. Dan Khansa sendiri terkenal sebagai ibu dari para syuhada. Hal itu dikarenakan dorongannya terhadap keempat anak lelakinya yang telah gugur syahid di medan Qadisiyah. Sebelum peperangan dimulai, terjadilah perdebatan yang sengit di rumah Al-Khansa. Di antara keempat putranya telah terjadi perebutan kesempatan mengenai siapakah yang akan ikut berperang melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka. Keempatnya saling tunjuk menunjuk kepada yang lainnya untuk tinggal di rumah. Masing-masing ingin turut berjuang melawan musuh fi sabilillah. Rupanya, pertengkaran mereka itu telah terdengar oleh ibunda mereka, Al-Khansa.
Maka Al-Khansa telah mengumpulkan keempat anaknya, dan berkata, ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kalian ini putra-putra dari seorang lelaki dan dari seorang perempuan yang sama. Tidak pantas bagiku untuk mengkhianati bapakmu, atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng arang di kening keluargamu.Jika kalian telah melihat perang, singsingkaniah lengan baju dan berangkatiah, majulah paling depan niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akherat. Negeri keabadian. Wahai anakku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah. lnilah kebenaran sejati, maka untuk itu berperanglah dan demi itu pula bertempurlah sampai mati. Wahai anakku, carilah maut niscaya dianugrahi hidup.’
Pemuda-pemuda itupun keluar menuju medan perang. Mereka berjuang matl-matian melawan musuh, sehingga banyak musuh yang terbunuh di tangan mereka. Akhirnya nyawa mereka sendirilah yang tercabut dari tubuh-tubuh mereka. Ketika ibunda mereka, Al-Khansa, mendengar kematian anak-anaknya dan kesyahidan semuanya, sedikit pun ia tidak merasa sedih dan kaget.
Bahkan ia telah berkata, ‘Alhamdulillah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggiiku dan berkenan mempertemukan aku dengan putra-putraku dalam naungan Rahmat-Nya yang kokoh di surgaNya yang luas.’
Al-Khansa telah meninggal dunia pada masa permulaan kekhalifahan Utsman bin Affan ra., yaitu pada tahun ke-24 Hijriyah. (Wanita-wanita Sahabiyah)
Dari : www.sahabatnabi.0catch.com
Jumat, 25 Mei 2012
Mommy, Tell Me About The True akhwat
Seorang remaja putri bertanya pada ibunya, “Ibu, ceritakan padaku tentang akhwat.
Sang Ibu tersenyum dan menjawab,
Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun, tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.
Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, tetapi sebesar apa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah.
Akhwat
sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro’, tetapi dilihat
dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.
Akhwat
sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al – Qur’an,
tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al – Qur’an
tersebut.
Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek, tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.
Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude, tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.
<Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi, tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.
Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan, tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.
Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama, tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.
Akhwat
sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman – teman,
tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar – Rahman Ar –
Rahiim.
Akhwat
sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya, tetapi
sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud.
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Akhwat
sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat
dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat
sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi
dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat
sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia
jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan
penuh rasa syukur.
Dan ingatlah …
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
akhwat manja dan mas qu
Selepas bercengkrama dengan ‘Kekasih Hati’ …
Kini, akhwat manja tengah menata hatinya.
Lagi dan lagi, untuk ke sekian kalinya berusaha untuk menjaga perasaan
ini. Bukan perkara mudah untuk menetralisir rasa itu. Aku menundukkan
pandangan dan hatiku untuk bisa meminimalisirnya dan membiarkan semua
mengalir seperti apa adanya hingga aku tak perlu lagi ditawan oleh rasa
yang begitu menggebu.
Mas-ku tahu itu dan berusaha untuk
menguatkan aku untuk berdiri, berdiri menatap masa depan. Awalnya memang
cukup sulit, Mas-ku mengetahui betul rasa itu.
“Lihat Mas … Mas bisa menempatkan
cinta itu pada tempatnya. Kalau Mas ingin mencela, Mas bisa melakukan
itu. Tak adil bila Allah telah memberikanmu cinta, sedangkan Mas sendiri
belum pernah diizinkan untuk mengecap cinta.”
Aku mengerti arah pembicaraan Mas-ku.
“Tapi Mas tidak melakukan itu. Mas
ingin cinta yang murni, cinta yang hanya dirasakan oleh Mas dan calon
Mas nanti. Keyakinan untuk menginginkan mendapatkan yang paling baik
dari yang terbaik lebih kuat daripada kesemuan yang ditawarkan di luar
sana.”
Lebih dari itu, aku tahu betul kemampuan
Mas-ku untuk menahan dirinya dari rasa yang bisa menyita waktunya itu.
Mas-ku bahkan lebih tangguh dari para prajurit di medan perang sana
karena ia bisa menahan nafsunya. Ia bisa mengalihkan dirinya kala rasa
itu mencuat hebat dalam hatinya. Aku tahu, Mas-ku pernah menyukai
seorang wanita yang kurasa layak untuk ia dapatkan. Tetapi, Mas-ku
mengatakan bahwa ia tak akan melanjutkan kekagumannya terhadap wanita
itu, karena wanita itu bukanlah haknya selama Allah belum memberikan
jawaban atas istikharahnya.
“Akhwat manja, selayaknya kamu bisa
memberikan yang terbaik untuk calonmu nanti. Menjaga fitrahmu sebagai
seorang akhwat yang penuh dengan keteladanan kelak bagi pasangan dan
buah hatimu. Bukankah ibu adalah sumber segala sesuatu? Tidakkah kamu
malu untuk mengumbar keseluruhan dirimu hingga tak ada lagi yang
tertutup dalam dirimu bila kamu memperlihatkan sikapmu yang seperti
itu?”
Menunduk adalah hal yang kulakukan kini.
Kembali ke masa lalu yang kurasa penuh dengan langkah semu. Aku memeluk
Mas-ku setelah derai airmata membasahi pipiku yang merona diterpa
sinaran rembulan. Malam ini, sepulangnya aku dari madrasah ilmu, aku
memilih untuk menenangkan hati bersama dengan Mas-ku. Mas-ku, aku ingin
lebih lama bersama denganmu.
Dilema mulai merayap dalam dinding hatiku. Ya Allah, dosakah aku bila aku meminta untuk memundurkan kedekatan jodoh bagi Mas-ku?
Karena aku masih ingin berlama-lama dengannya …
Karena aku masih ingin berada dalam dekapannya kala aku membutuhkan kehangatan hati seseorang …
Karena aku masih ingin membagi rasa cintaku hanya untuk Mas-ku seorang …
“Mas mau, pancaran bidadari surga ada
dalam wajahmu, wahai akhwat manja. Sifat manjamu itu yang membuat Mas
tidak bisa jauh darimu. Mas mencintai dan menyayangimu …”
“Mas ingin menjagamu hingga kamu
menemukan ikhwan tangguh yang dipilihkan Allah untukmu, wahai akhwat
manja. Karenanya, izinkan Mas menjagamu hingga waktu itu tiba …”
trik menghadapi ujian hidup
Trik Menghadapi Ujian Kehidupan
Mencermati situasi saat ini, terasa betapa kehidupan dirasakan sangat berat. Bencana kekeringan, kelaparan, dan maraknya kejahatan menjadi warna dominan dalam pemberitaan di media cetak taupun elektronik. Kalau musibah atau ujian itu menimpa diri kita, apa yang harus kita lakukan untuk bisa menghadapinya ?Paling tidak ada tujuh trik untuk bisa menyelesaikan berbagai ujian kehidupan. Yaitu :
Pertama, yakini bahwa cobaan itu merupakan ekspresi cinta Allah pada hamba-Nya. Allah Swt memberikan cobaan agar kita menjadi lebih dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan. “Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka ia diberi-Nya cobaan.” (H.R.Bukhari)
Kedua, yakini bahwa makin besar dan banyak cobaan yang Allah turunkan kepada kita, makin besar pula pahala dan sayang Allah yang akan dilimpahkan kepada kita. Dengan catatan, kita bisa menyelesaikan setiap ujian itu secara baik.
“Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala itu mencintai suatu kaum maka Ia mencobanya. Barang siapa yang rela menerimanya, ia mendapat keridhoan Allah, dan barang siapa yang murka, maka ia pun mendapat murka Allah.” (H.R.Tirmidzi)
Ketiga, yakini bahwa ujian itu akan menghapuskan dosa-dosa yang pernah kita kerjakan. Abu Sa’id dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: “Seorang muslim yang tertimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Keempat, selalu berpikir positif bahwa apapun yang menimpa diri kita akan menjadi kebaikan. Abu Yahya Shuhaib bin Sinan r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan, ia bersabar, maka itu lebih baik baginya.”(H.R.Muslim)
Kelima, yakini bahwa setelah dalam kesulitan ada kemudahan. Fakta menunjukkan, sering kali ide-ide brilian justru lahir atau muncul ketika kita berada dalam puncak kesulitan. Contoh sederhana, banyak mahasiswa bisa mengarang pada saat menghadapi soal-soal ujian bukan ? “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Alam Nasyrah 94: 5 – 6)
Keenam, selalu optimis bahwa kita bisa menyelesaikan setiap ujian yang Allah swt. berikan, karena Allah swt. tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Optimisme bisa melahirkan energi yang tersembunyi dalam diri kita, karena itu optimisme bisa menjadi bahan bakar untuk menyelesaikan segala persoalan. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Q.S. Al-Baqarah 2 : 286)
Ketujuh, hadapi ujian dengan usaha dan do’a. Kerahkan segala ihtiar untuk menyelesaikan ujian dan bingkai usaha itu dengan do’a. “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Alam Nasyarh 94 : 7 – 8). “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu.” (Q.S. Al-Mu’min 40: 60)
Itulah tujuh trik untuk menghadapi berbagai ujian. Apapun yang menimpa diri kita, Insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif, optimisme, ihtiar yang maksial dan dibingkai dengan do’a. Sesungguhnya pertolongan Allah akan turun kalau kita berada di klimaks ujian. Untuk itu, jadikanlah ujian sebagai tangga untuk meraih pertolongan Allah Swt. Wallahu A’lam
~IkHwAn SeJaTi PiLiHaN HaTi ~
Seorang remaja lelaki bertanya pada ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati.......
Ibu tersenyum dan lalu menjawab.......
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya....
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat kerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah...
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada di sebalik itu...
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya...
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah beban yang ditanggungnya, tetapi dari tabahnya dia menghadapi liku-liku kehidupan...
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kuatnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...
....setelah itu, ia kembali bertanya...
" Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?"
Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajari tentang dia..." ia pun mengambil buku itu
"MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu... :)
Untuk Ikhwan Pilihan Allah
Bismillahirrahmanirrahim
Teruntuk seseorang yang telah Allah tuliskan dalam Kitab Lauh MahfuzNya ….
Wahai belahan jiwa pilihan Allah
Bersabarlah dengan cintamu saat ini
Dirimu begitu istimewa dengan sikap arifmu menata emosi
Ku tahu, kau layaknya seorang manusia yang dianugerahi rasa mencintai
Tapi ku sangat bahagia karena kau sangat menjaga sikapmu pada seorang wanita
Kau sangat memuliakannya dan tak ingin merampas kesuciannya
Kau perlakukan ia seperti mutiara mahal yang kelak kau akan memilikinya saat kau telah membelinya nanti
Kau tak berani untuk menyentuhnya sebelum dia halal untukmu
Dan kaupun tak ingin mengobral janji dan rayuan manis pada sang wanita
Terima kasih atas sikapmu akhi..
Wahai Sang Pemilik Hati
Jaga slalu hatinya dan hatiku hingga tetap dalam RidhoMu
Semoga rasa ini slalu berbalut dengan rasa cinta besar kami padaMu Illahi
Pertemukan anugerah rasa cinta ini di saat yang paling tepat menurutMu Ya Robbi
Aamiin
*muthia khairunnisa
Kamis, 24 Mei 2012
Ghibah, Ibarat Memakan Bangkai Saudara Sendiri
1 Vote
Ghibah
atau membicarakan orang lain (bisa juga diistilahkan dengan ngerumpi)
adalah aktivitas yang ‘mengasyikkan’. Tak sedikit orang, yang secara
sadar atau tidak, terjatuh dalam perbuatan ini. Karena memang setan
telah menghiasi perbuatan ini sehingga nampak indah dan menyenangkan.
Tahukah anda bahwa Allah mengibaratkan ghibah dengan perbuatan memakan
daging saudara kita yang telah mati?
Bani Adam adalah makhluk yang lemah,
serba kekurangan, dan menjadi tempat kesalahan. Demikianlah fakta yang
akan dijumpai bila setiap orang jujur akan hakikat dirinya. Ia lemah
dari semua sisi: tubuhnya, semangatnya, keinginannya, imannya, dan
lemah kesabarannya. Dengan keadaan seperti ini, Allah dengan
kemahabijaksanaan-Nya memberikan beban syariat sesuai dengan
kesanggupannya. Demikian yang dikatakan Asy-Syaikh Sa’di dalam
Tafsir-nya.Terkadang kelemahan ini menyebabkan seseorang terjatuh ke
dalam perbuatan dosa dan maksiat. Mendzalimi diri sendiri, orang lain,
bahkan mendzalimi Allah. Keadaan demikian banyak terjadi pada manusia
khususnya yang tidak mendapat hidayah dan rahmat dari Allah. Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Banyak sekali
faktor yang mendorong manusia untuk berbuat kesalahan atau kemaksiatan.
Terkadang dorongan itu datang dari dalam diri sendiri dan terkadang
dari luar. Berbahagialah orang yang mengerti kelemahan dirinya.
Abu Ad-Darda berkata: “Termasuk wujud ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui imannya bertambah atau berkurang. Dan termasuk dari barakah ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui darimana setan akan menggelincirkannya.” (Asbab Ziyadatul Iman, hal. 10)
Abu Ad-Darda berkata: “Termasuk wujud ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui imannya bertambah atau berkurang. Dan termasuk dari barakah ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui darimana setan akan menggelincirkannya.” (Asbab Ziyadatul Iman, hal. 10)
Salah satu bagian tubuh yang paling
mudah menjerumuskan manusia ke dalam kemaksiatan adalah lisan. Sungguh
betapa ringan lisan ini digerakkan untuk bermaksiat kepada Allah. Serta
betapa berat untuk diajak berdzikir kepada Allah. Demikian hakikat
lisan sebagaimana ucapan Abu Hatim: “Lisan memiliki peraba tersendiri
yang tidak hanya digunakan untuk mengetahui asin atau tidaknya makanan
dan minuman, atau panas dan dingin, atau manis dan pahit. Lisan sangat
tanggap apabila telinga mendengar sebuah berita, baik atau buruk dan
benar atau salah. Dan sangat tanggap pula bila mata melihat suatu
kejadian, baik atau buruk. Lisan dengan mudahnya bercerita dengan
mengumbar apa saja yang menyentuhnya. Ingatlah, lidah itu tak
bertulang.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah)
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah)
Namun bukan berarti engkau diam dari
suatu kemungkaran dan diam untuk mengucapkan kebenaran. “Setan bisu”
itulah gelar dan panggilan seseorang yang diam dari kemungkaran dan
tidak mau menyuarakan kebenaran.
Makna Ghibah
Tidak ada penafsiran terbaik tentang makna ghibah selain penafsiran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam dalam hadits beliau. Bila ada penafsiran para ulama tentang ghibah maka tidak akan terlepas dari penafsiran beliau meski dengan ungkapan yang berbeda.
Tidak ada penafsiran terbaik tentang makna ghibah selain penafsiran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam dalam hadits beliau. Bila ada penafsiran para ulama tentang ghibah maka tidak akan terlepas dari penafsiran beliau meski dengan ungkapan yang berbeda.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam menjelaskan makna ghibah ini dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah:
“Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ghibah?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Kamu menceritakan tentang saudaramu apa yang dia tidak sukai.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana pendapat engkau bila apa yang aku katakan ada pada saudaraku itu?” Beliau menjawab: “Jika apa yang kamu katakan ada pada saudaramu maka kamu telah mengghibahinya, dan jika apa yang kamu katakan tidak ada pada dirinya, maka kamu telah berdusta.”(Shahih, HR. Muslim no. 2589, Abu Dawud no. 4874, dan At-Tirmidzi no. 1435)
“Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ghibah?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Kamu menceritakan tentang saudaramu apa yang dia tidak sukai.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana pendapat engkau bila apa yang aku katakan ada pada saudaraku itu?” Beliau menjawab: “Jika apa yang kamu katakan ada pada saudaramu maka kamu telah mengghibahinya, dan jika apa yang kamu katakan tidak ada pada dirinya, maka kamu telah berdusta.”(Shahih, HR. Muslim no. 2589, Abu Dawud no. 4874, dan At-Tirmidzi no. 1435)
Ghibah adalah Dosa Besar
Dari keterangan di atas, diambil kesimpulan bahwa makna ghibah adalah menceritakan seseorang kepada orang lain dan orang yang dijadikan objek pembicaraan tidak menyukai apa yang dibicarakan. Bila apa yang diceritakan tidak ada pada orang tersebut, ini merupakan dusta atas namanya dan tentu saja dosanya lebih besar dari yang pertama.
Dari keterangan di atas, diambil kesimpulan bahwa makna ghibah adalah menceritakan seseorang kepada orang lain dan orang yang dijadikan objek pembicaraan tidak menyukai apa yang dibicarakan. Bila apa yang diceritakan tidak ada pada orang tersebut, ini merupakan dusta atas namanya dan tentu saja dosanya lebih besar dari yang pertama.
Ibnu Katsir mengatakan: “Ghibah adalah
haram secara ijma’ dan tidak dikecualikan (boleh dilakukan) melainkan
(dalam hal yang) maslahatnya lebih kuat, seperti dalam jarh dan ta’dil
(menerangkan perawi hadits) dan nasehat, sebagaimana sabda Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam ketika seseorang yang jahat meminta izin
kepada beliau untuk bertemu beliau, maka beliau berkata: ‘Izinkan dia,
sesungguhnya dia adalah orang yang paling jelek di kaumnya.’ Juga
seperti sabda beliau kepada Fathimah binti Qais saat dipinang oleh
Mu’awiyah dan Abu Jahm. (RasulullahShalallahu ‘Alaihi Wasalaam
mengabarkan) bahwa Mu’awiyah adalah orang yang sangat miskin dan Abu
Jahm adalah orang yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya.”
(Tafsir Ibnu Katsir, 4/215)
Ghibah jelas perbuatan terlarang. Bahkan ia termasuk perbuatan dosa besar. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)
“Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam bersabda:
“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram seperti haramnya hari kalian ini, bulan kalian ini, dan negeri kalian ini.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Bakrah)
“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram seperti haramnya hari kalian ini, bulan kalian ini, dan negeri kalian ini.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Bakrah)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam bersabda:
“Ketika saya dibawa naik, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Aku bertanya:’Hai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab: ‘Mereka adalah kaum yang telah memakan daging orang lain dan menginjak-injak kehormatan mereka’.” (HR. Abu Dawud no. 4878 dari shahabat Anas bin Malik dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4082 dan dalam Ash-Shahihah no. 533)
“Ketika saya dibawa naik, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Aku bertanya:’Hai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab: ‘Mereka adalah kaum yang telah memakan daging orang lain dan menginjak-injak kehormatan mereka’.” (HR. Abu Dawud no. 4878 dari shahabat Anas bin Malik dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4082 dan dalam Ash-Shahihah no. 533)
Masih banyak dalil-dalil yang menjelaskan tentang keharaman ghibah dan bahwa ghibah termasuk dosa besar.
Kapan Boleh Mengghibah
Al-Imam An-Nawawi t berkata: “Ghibah dibolehkan dengan tujuan syariat yang tidak mungkin mencapai tujuan tersebut melainkan dengannya.”
Dibolehkah ghibah pada enam perkara:
1. Ketika terdzalimi.
2. Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran.
3. Meminta fatwa.
4. Memperingatkan kaum muslimin dari sebuah kejahatan atau untuk menasihati mereka.
5. Ketika seseorang menampakkan kefasikannya.
6. Memanggil seseorang yang dia terkenal dengan nama itu.
(Riyadhus Shalihin, bab “Apa-apa yang Diperbolehkan untuk Ghibah”)
Al-Imam An-Nawawi t berkata: “Ghibah dibolehkan dengan tujuan syariat yang tidak mungkin mencapai tujuan tersebut melainkan dengannya.”
Dibolehkah ghibah pada enam perkara:
1. Ketika terdzalimi.
2. Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran.
3. Meminta fatwa.
4. Memperingatkan kaum muslimin dari sebuah kejahatan atau untuk menasihati mereka.
5. Ketika seseorang menampakkan kefasikannya.
6. Memanggil seseorang yang dia terkenal dengan nama itu.
(Riyadhus Shalihin, bab “Apa-apa yang Diperbolehkan untuk Ghibah”)
Cara Bertaubat dari Ghibah
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t,, orang yang telah berbuat ghibah tidak harus mengumumkan taubatnya. Cukup baginya memintakan ampun bagi orang yang dighibahi dan menyebutkan segala kebaikannya di tempat-tempat mana dia mengghibahinya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Ummu Abdillah Al-Wadi’iyyah dalam kitabnya Nashihati lin Nisa’ (hal. 31).
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t,, orang yang telah berbuat ghibah tidak harus mengumumkan taubatnya. Cukup baginya memintakan ampun bagi orang yang dighibahi dan menyebutkan segala kebaikannya di tempat-tempat mana dia mengghibahinya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Ummu Abdillah Al-Wadi’iyyah dalam kitabnya Nashihati lin Nisa’ (hal. 31).
Haruskah Meminta Maaf kepada Orang yang Dighibahi?
Dalam permasalahan ini, perlu dirinci: Pertama, bila orang tersebut mendengar ghibahnya, maka dia harus datang kepada orang tersebut meminta kehalalannya (minta maaf). Kedua, jika orang tersebut tidak mendengar ghibahnya maka cukup baginya menyebutkan kebaikan-kebaikannya dan mencabut diri darinya di tempat ia berbuat ghibah.
Al-Qahthani t dalam kitab Nuniyyah beliau (hal. 39) menasihati kita:
“Janganlah kamu sibuk dengan aib saudaramu dan lalai dari aib dirimu, sesungguhnya yang demikian itu adalah dua keaiban.”
Dalam permasalahan ini, perlu dirinci: Pertama, bila orang tersebut mendengar ghibahnya, maka dia harus datang kepada orang tersebut meminta kehalalannya (minta maaf). Kedua, jika orang tersebut tidak mendengar ghibahnya maka cukup baginya menyebutkan kebaikan-kebaikannya dan mencabut diri darinya di tempat ia berbuat ghibah.
Al-Qahthani t dalam kitab Nuniyyah beliau (hal. 39) menasihati kita:
“Janganlah kamu sibuk dengan aib saudaramu dan lalai dari aib dirimu, sesungguhnya yang demikian itu adalah dua keaiban.”
Wallahu a’alam.
Langganan:
Postingan (Atom)